JAKARTA- Komnas HAM mengungkapkan isi rekaman CCTV saat peristiwa baku tembak di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo terjadi.
Ketua Komnas HAM Ahmad Taufik Damanik menuturkan rekaman CCTV itu terdiri atas beberapa tayangan dengan resolusi yang cukup baik.
Baca juga: Diduga Salah Sasaran, Kakek 66 Tahun Ditembak hingga Tewas Seketika
Dikutip dari okezone, Selasa (2/8/2022), Damanik lantas menjelaskan runutan rekaman CCTV milik tetangga Ferdy Sambo tersebut.
Pada pukul 10.00 WIB, rekaman memperlihatkan istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, berangkat dari Magelang bersama rombongan.
Kemudian, dia bersama rombongannya tiba di rumah pribadinya di Jalan Saguling, Duren Tiga, Jakarta Selatan sekitar pukul 15.40 WIB.
Rumah pribadi tersebut letaknya tidak jauh dari rumah dinas suaminya, Irjen Ferdy Sambo.
Menurut Damanik, Ferdy terlebih dahulu tiba di rumah pribadinya pada pukul 15.29 WIB dari Yogyakarta menggunakan pesawat terbang.
Sedangkan istrinya berangkat dari Magelang dengan dua mobil, satu mobil dikawal Patwal.
Dalam rombongan tersebut tampak ada Bharada E, Brigadir J, asisten rumah tangga, dan dua stafnya termasuk ADC senior.
Pada pukul 15.43 WIB, Putri bersama rombongan yang terdiri atas ajudan dan asisten rumah tangga melakukan RT-PCR setibanya di rumah.
Namun dalam tayangan tampak Ferdy sedang berada di dalam kamar dan tidak mengikuti RT-PCR terlebih dahulu.
Damanik mengaku tidak mengetahui apakah Ferdy sebelumnya telah melakukan tes RT-PCR terlebih dahulu.
Pihaknya masih akan menggali informasi tersebut termasuk kapan dan di mana Irjen Sambo melakukan RT-PCR.
Selanjutnya pada pukul 16.07 WIB, Putri bersama rombongan kecuali ART pergi ke rumah dinas di kawasan Duren Sawit.
Baca juga: Tak Sengaja Tembak Sepupu Sendiri, Pria Ini Malah Bikin Laporan Palsu pada Polisi
Saat itu, Ferdy Sambo justru tidak bersama istrinya tetapi ke arah lain bersama ADC dan motor Patwal yang sama.
“Baru berapa menit berjalan, kelihatan motor Patwal berhenti, mobil berhenti,” jelas Damanik.
“Kata penyidik, itu karena ada telepon dari ibu (Putri Candrawathi) ke Pak Ferdy yang menjelaskan ada masalah itu,” sambungnya.
Akan tetapi, Damanik mengaku tak mengingat pukul berapa mobil Ferdy dan motor Patwal berhenti.
Rekaman CCTV kemudian menunjukkan Ferdy berlari ke dalam rumah dinas setelah mendengar ada baku tembak antara Brigadir J dengan Bharada E.
Putri Candrawathi pun tampak menangis histeris saat itu dengan didampingi asistennya.
Damanik menyebut pihaknya mengetahui bahwa Putri menangis karena terlihat pada rekaman CCTV yang berkualitas tinggi.
Baca juga: Terdakwa Pembunuhan 9 Orang, Ditembak Mati Pria Tak Dikenal di Ruang Sidang
Ferdy bersama rombongan berusaha berbalik arah namun mobilnya kesulitan karena jalan masuk yang sempit.
Ferdy pun langsung berlari menuju ke rumah dinasnya.
Setelah itu, sebuah mobil Provost dan mobil lain tiba di lokasi dan langsung menuju ke Rumah Sakit Kramat Jati.
Damanik menuturkan pihaknya masih berusaha mengungkap runutan peristiwa yang terjadi di dalam rumah.
Hal itu lantaran CCTV di dalam rumah Irjen Ferdy Sambo ternyata tidak berfungsi ketika peristiwa yang menewaskan Brigadir J itu terjadi.
Pihaknya harus mencari bukti-bukti jejak digital lain selain keterangan mereka.oke
Editor : Redaksi