Terdampak Longsor Ngrogung, Belasan Jiwa Warga Ponorogo Ini Mengungsi

realita.co
Salah satu rumah warga yang kosong akibat terdampak longsor Ngrogung.

PONOROGO (Realita)- Longsor yang terjadi di Dukuh Kayumas Surup RT 3 RW 1  Desa Ngrogung Kecamatan Ngebel, tak hanya memutuskan jalur wisata Telaga Ngebel via Kecamatan Delopo Kabupaten Madiun, namun juga membuat belasan warga yang tinggal disekitar longsoran memilih mengungsi. 

Pasalnya, lebar longsoran yang mencapai 100 meter lebih itu, kini mulai mengancam 5 rumah warga yang berada di dekatnya. 5 rumah warga terdampak longsoran itu yakni, rumah mikik Tarti, Warjito, Warno, Sarwono, Wito dan Pendik. 

Baca juga: Tanah Longsor Akibat Hujan Deras di Bungbungan, Warung Milik Warga Ambruk

Salah satu warga yang rumahnya terancam amblas longsor Ngrogung, Miningsi mengaku takut bila di rumah, lantaran hujan sewaktu-waktu bisa memicu longsor susulan. Bahkan, tetangganya Tartik yang hanya berjarak 5 meter dari bibir tebing yang longsor mulai siang ini telah mengungsi ke saudaranya di Ponorogo Kota. 

" Semalem masih mengungsi di tempat aman sekitar ini. Kalau bu Tartik ini siang ini sudah mengungsi ke rumah saudaranya di kota. Takut karena dekat banget dengan longsoran ini," ungkapnya. 

Miningsih mengaku sebelum longsor, terdengar suara gemuruh sangat keras dari atas bukit, bahkan hingga membuat rumahnya yang berjarak 30 meter dari lokasi longsoran bergetar. 

" Ngeri mas, rumah saya sampai bergetar. Saya langsug lari keluar rumah," akunnya. 

Baca juga: Ende NTT Diterjang Longsor, Bapak Ibu dan Dua Anaknya Tewas

Sementara itu, Ketua RT setempat Warjito (50) mengatakan, sedikitnya ada 15 warga yang mulai semalam telah mengungsi ke tempat aman. Lantaran takut bila rumah warga tersapu longsor susulan, mengingat tanah di atas masih labil. 

" Ada 15 warga di RT 3 ini yang menungsi. Semalem sudah tidak berani menempati rumahnya, karena takut tersapu longsor susulan," ujarnya, Sabtu (22/10/2022). 

Warjito menambahkan, sebelum longsor tanah diatas tebing setinggi 50 meter itu lima tahun lalu menunjukkan keretakan. Hujan deras yang terjadi di wilayah ini sejak sepekan terakhir memicu tebing longsor yang mirip dengan longsoran Desa Banaran Kecamatan Pulung pada 2017 lalu. 

Baca juga: Korban Longsor di Tana Toraja Jadi 20 Orang

" Sudah retak diatas 5 tahun lalu, nah cuaca buruk ini memicu longsor besar ini. Mirip Banaran longsorannya, bahkan panjang longsoran ini sampai 2 kilometer," tambahnya. 

Warjito berharap Pemerintah Kabupaten Ponorogo untuk cepat tanggap mengatasi longsoran yang memutuskan jalan kabupaten ini. Pasalnya, bila dibiarkan terputus maka ekonomi warga juga ikut terhenti. 

" Kami harap segera diperbaiki. Ini akses utama perekonomian warga, jalur tercepat menuju Ngebel atau Delopo. Kalau terputus ini warga harus memutar sampai 10 kilometer jauhnya, dan rumah-rumah warga disini juha terancam hilang," pungkasnya.znl

Editor : Redaksi

Politik & Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru