KACHIN- Lebih dari 60 orang suku Kachin meninggal dunia saat menghadiri acara perayaan ulang tahun organisasi etnis minoritas Kachin di Myanmar. Mereka semua terbunuh akibat serangan udara yang dilancarkan oleh anggota militer negara tersebut.
Baca juga: Kalahkan Myanmar, Indonesia ke Semifinal
Media setempat bahkan kesulitan mendapatkan berita kejadian tersebut meskipun banyak foto berseliweran di dunia maya tentang tragedi di Kachin, namun pemerintah dan militer juga tidak memberikan tanggapan atau klarifikasi atas berita yang beredar tersebut.
Jubir Kachin Artists Association kepada AP seperti dilansir dari The Guardian mengungkap bahwa serangan tersebut terjadi pada sekitar jam 8 malam. Saat itu sekitar 300 hingga 5000 penduduk asli Kachin sedang berkumpul merayakan ulang tahun ke-62 organisasi mereka.
Perayaan tersebut berlangsung pada Minggu malam. Beberapa anggota KIO (Kachin Independence Oraganisation) juga ikut berkumpul di pesta yang dirayakan di markas besar KIO yang juga menjadi pangkalan militer Kachin Independence Army (KIA).
Saat itu mereka sedang bergembira dan menikmati lagu yang dibawakan oleh penyanyi dan pemain musik Kachin. Bahkan menurutnya, penyanyi dan pemain musik tersebut berada dalam daftar orang yang meninggal.
Selain itu, beberapa anggota pasukan KIA, juru masak acara, pelaku bisnis, dan beberapa anggota kelompok dan warga setempat juga ikut menjadi korban. Menurut jubir yang tidak mau disebutkan namanya karena alasan keamanan ini kurang lebih 10 orang tamu VIP meregang nyawa kala itu.
Kachin News Group, sebuah media lokal yang memberikan perhatian lebih pada suku Kachin menyebutkan jumlah korban yang sama seperti yang disebutkan jubir tersebut.
Media tersebut juga mengungkap bagaimana pemerintah setempat memblokir mereka yang meminta pertolongan pada rumah sakit setempat. Mereka tidak mengijinkan korban yang terluka dan berasal dari Kachin untuk mendapatkan pertolongan di rumah sakit-rumah sakit terdekat.
Jumlah korban tewas merupakan yang terbanyak semenjak perebutan dan kudeta kekuasaan yang terjadi pada Februari lalu yang berencana menggulingkan kekuasaan Aung San Suu Kyi.
Kekejaman militer Myanmar ini sudah menarik perhatian dunia. Sebelumnya AS juga sudah meminta China untuk ikut campur terhadap masalah yang menimpa salah satu negara ASEAN tersebut.
Junta militer yang menguasai Myanmar saat ini setelah berhasil menggulingkan Aung San Suu Kyi juga menyatakan darurat militer di negara tersebut hingga 1 Februari 2023 nanti. Mereka mengatakan membutuhkan waktu tambahan untuk menstabilkan pemerintahan dan keamanan negara.
Masyarakat Kachin sebelumnya diketahui menjadi sebuah kelompok minoritas yang memperjuangkan otonomi mereka dengan cara memberontak kepada pemerintah. Mereka juga menolak pengambilalihan pemerintahan oleh junta militer.
Kekejaman militer Myanmar disinyalir menjadi alasan utama kelompok-kelompok minoritas menolak pemerintahan mereka. militer-militer ini bahkan tega menyiksa dan mengeksekusi mereka yang dianggap membangkang dan menolak perintah dan keputusan mereka.
Menjatuhkan serangan udara ke wilayah Kachin menjadi salah satu bukti kekejaman mereka. Pemblokiran jalan masuk ke rumah sakit terdekat tentunya juga akan menjadi perhatian tersendiri bagi seluruh dunia.wo
Baca juga: Hujani Gawang Myanmar dengan 5 Gol, Indonesia di Puncak Klasemen
Editor : Redaksi