BEKASI- Pada awalnya, almarhumah Yusi (45), wanita yang ditemukan tewas dicor semen di kontrakan di Jalan Nusantara RT 11/22, Kelurahan Harapan Jaya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi ternyata saling kenal dengan pelaku Permana yang menghabisi nyawanya.
Riyadi, tetangga korban Y yang mendengar dari suami Y, mengatakan keduanya diketahui bekerja di sebuah perusahaan besi di Kampung Rawa Pasung, Kelurahan Kota Baru, Kota Bekasi.
Bahkan almarhumah Y merupakan sosok orang yang membantu P masuk bekerja ke perusahaan tersebut. Meski tak mengetahui jabatan keduanya, namun almarhumah Y diduga memiliki jabatan yang lebih tinggi dari pada pelaku.
Riyadi menjelaskan dugaan motif pembunuhan dikarenakan pelaku memiliki utang setoran tagihan pembayaran besi kepada almarhumah Y, yang setiap ditagih selalu mundur-mundur terus, namun nominalnya tidak diketahui berapa.
Suami korban juga bercerita kepadanya bahwa pelaku sempat mendatangi kediaman korban dan suaminya yang terletak di Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur. Saat itu, P berniat menggadai motornya kepada almarhumah Y untuk menutupi utang pembayaran tagihan sebuah perusahaan yang memesan besi melalui pelaku. Namun ditolak oleh suami korban, karena motor tersebut adalah motor kantor.
Riyadi menduga pelaku P melakukan pengecoran dua jenazah pada Senin (27/2) siang.
Sebab Riyadi bersama Heri, suami korban telah berada di lokasi, Jalan Nusantara RT 11/22, Kelurahan Harapan Jaya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, saat pelaku berada di dalam rumahnya pada Senin pukul 13.00 WIB.
Saat di lokasi, Riyadi dan suami korban telah melihat adukan semen yang telah dicampur pasir dan kerikil di area halaman depan kontrakan.
Saat itu pula, Riyadi menduga terjadi pembunuhan di dalam kontrakan tersebut. Ia bersama suami korban kemudian mengaku menghubungi ke polisi.
"Terus kami ke Polres, minta temenin didobrak, kata polisi bukan ranah mereka, kami diminta ke kelurahan sama ke bhabinkamtibmas," ujarnya.
Keduanya kembali bersama anggota bhabinkamtibmas ke lokasi. Saat itu, ia melihat adukan semen di halaman depan telah berkurang cukup banyak. Riyadi kemudian mengetuk pintu kontrakan. Namun tak ada seorang pun yang keluar.
Anggota Bhabinkamtibmas tak mengizinkan Riyadi dan suaminya mendobrak pintu rumah sebelum mendapatkan izin dari keluarga pelaku. Saat menunggu, ia melihat lampu beserta AC kontrakan dinyalakan pada malam hari.
"Saya tungguin sampai malam. Logikanya kalau rumah kosong, semen enggak habis. Terus lampu dan AC enggak nyala. Eh pas malam nyala dua-duanya. Berarti pelaku ada di dalam dong dari tadi," tuturnya.
Keduanya baru mendapatkan izin mendobrak pintu pada pukul 22.00 WIB. Saat itu, polisi mendapati pelaku P telah tergeletak bersimbah darah di dalam kontrakan dengan luka sayat di tangan kiri.
Selain itu, terdapat gundukan coran di bawah tangga yang diduga dijadikan lokasi untuk mengubur korban. Motor yang digunakan kedua korban juga terdapat di lokasi.
Jasad korban berinisial H (48) dan Y (45) ditemukan dalam kondisi ditumpuk jadi satu kemudian ditutup coran semen seperti gundukan.
Ketua RT setempat bernama Purwo Darmanto mengatakan, sosok P tinggal seorang diri di rumah tersebut. Aktivitasnya selama ini terlihat wajar, sebagai warga pengontrak dia terbilang cukup aktif di lingkungan tempat tinggal.
Kepada pengurus lingkungan, P mengaku bekerja di perusahaan toko bahan material besi konstruksi di Jalan Sultan Agung Bekasi.
Tetangga sekaligus petugas keamanan di lingkungan rumah kontrakan P, yakni Adi (54) mengatakan pada Minggu (26/2) atau pada hari pembunuhan terjadi, terduga pelaku keluar dari rumah kontrakannya.
P terlihat membeli semen dan pasir. Sebelumnya, P sempat terlibat cekcok soal utang piutang dengan dua orang terduga korban.
"Yang meninggal datang mau nagih utang, mungkin cekcok. Tetangga dengar suara gaduh, terus setelah itu curiga melihat dia beli semen satu sak sama pasir waktu hari Minggu sore," ucap dia.
Baca juga: Pria Asal Korea Selatan Diculik lalu Dibunuh, Jasadanya Dicor, Dimasukkan Tong lalu Dibuang ke Waduk
Baca juga: Tagih Utang, Pegawai Koperasi di Palembang Dibunuh Nasabah lalu Mayatnya Dicor
Editor : Redaksi