PONOROGO (Realita)- Prosesi Grebeg Suro di Kabupaten Ponorogo, dalam menyongsong penanggalan tahun jawa satu Suro kini memasuki prosesi Bedol Pusaka.
Tiga pusaka Bumi Reog peninggalan Raden Betoro Katong, yang terdiri pusaka payung "songsong tunggul nogo", tombak "tunggul wulung" dan tambang atau sabuk "cinde puspito", dikirap sejauh 5 kilometer mulai dari Rumah Dinas (Rumdin) Bupati Ponorogo menuju Kompleks pemakaman Betoro Katong tepat pukul 23.00, Senin (17/07/2023) malam.
Baca juga: 3,5 Tahun Rilis Pimpin Ponorogo, Ini Capaian UHC Bumi Reog
Tak hanya tiga pusaka saja yang dikirap, dalam prosesi Bedhol Pusaka kali ini, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko dihadiahi pusaka oleh Pakasa Kota Jepara Jawa Tengah, berupa sebuah tombak Warok Sodo Kendali.
Pusaka tombak sepanjang 2 meter terbungkus kain hijau itu, ber ukir Reog itu diserahkan langsung oleh Ketua Pakasa Kota Jepara, KRA Bambang Adi Ningrat.
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko mengatakan, pusaka tombak hadiah Jepara itu, menjadi tanggung jawab tersendiri dalam menjaga dan merawatnya. Dan ia berharap, pusaka ini menjadi momentum kerja sama budaya antara Ponorogo dan Jepara.
Baca juga: Bakal Jadi Kota Kreatif Dunia, Ini Manfaat bagi Ponorogo Masuk UCCN
" Kita akan menjaga dan merawatnya, karena pusaka ini menjadi tanggung jawab buat kami. Dan semoga terjalin kerjasama budaya antara Ponorogo dan Jepara. Ke depan akan kita arak bersama-sama 3 pusaka lainnya," ungkapnya.
Disinggung terkait makna Bedhol 3 Pusaka tahun 2023 ini, Sugiri mengaku, proses bedhol 3 pusaka, memiliki makna mengirab spirit pemimpin. Yang memiliki sikap luhur, bijaksana, dan tanggung jawab.
" Tidak sekedar kita memaknai harafiah bedol pusaka, mengirap 3 pusaka. Namun mengirap spirit seorang pemimpin," akunya.
Baca juga: Lolos 2 Besar Usulan Kota Kreatif Dunia, Ponorogo Bersiap Dipanggil Unesco
Sugiri menyimbolkan, tombak Tunggul Wulung sebagai lambang sosok pemimpin yang harus siap menjadi garda terdepan dalam mengambil kebijakan, payung Sosong Tunggul Nogo menyimbolkan sosok pemimpin yang harus mempu memayungi masyarakat kecil dan mengayominya, sedangkan sabuk Cinde Puspito sebagai simbol pemimpin yang mampu menutupi aib sesama serta menahan nafsu angkara murka di dalam kepemimpinannya.
" Artinya harus sederhana, jangan mengumbar nafsu, pemimpin harus bisa melakukan itu. Bila tiga itu bisa dilakukan maka Ponorogo akan sukses dan hebat," pungkasnya.znl
Editor : Redaksi