KEDIRI- Perbuatan Suprapto alias Totok, 53, sungguh biadab. Pria asal Desa Sambi, Kecamatan Ringinrejo, itu tidak hanya tega menghabisi nyawa Desy Lailatul Khoiriyah, 20, anak tunggalnya sendiri. Dia juga tega memperkosa darah dagingnya itu pada Rabu (5/7) malam lalu. Kemudian baru membunuh dan membuang mayatnya di dekat taman Totok Kerot, Desa Bulupasar, Kecamatan Pagu.
Kekejaman pria yang bekerja sebagai sopir itu dibeberkan dalam rilis yang digelar Polres Kediri kemarin. “Tersangka (Totok, Red) sudah menyiapkan dua karung saat berangkat menemui korban (Desy Lailatul Khoiriyah alias Ela, Red),” kata Kasatreskrim Polres Kediri Kota AKP Rizkika Athmada Putra dalam rilis kemarin pagi.
Di depan penyidik, Totok yang ditangkap di SPBU Tulungagung pada Sabtu dini hari lalu itu mengaku mendatangi Ela di rumahnya Dusun Pagak, Desa Banggle, Kecamatan Ngadiluwih sekitar pukul 21.00. Kebetulan, saat itu kondisi rumah sedang kosong.
Sulastri, 45, sang ibu, sudah ‘diungsikan’ ke Blitar oleh Totok sejak pukul 15.00. Sedangkan Mariyono, 80, sang kakek, sedang mengikuti pengajian dan baru pulang ke rumah pukul 23.00. Dalam waktu kurang dari dua jam itulah, pria yang tidak lagi tinggal satu rumah dengan istrinya itu mengeksekusi sang anak.
“Saya sakit hati. Sering ngatain saya stres,” dalih Totok tentang perbuatannya yang kejam itu di depan sejumlah wartawan. Karenanya, begitu Ela pulang kerja sekitar pukul 21.00, tiba-tiba Totok masuk ke dalam kamar anaknya.
Melihat anaknya sedang ganti baju, Totok langsung menarik tangan Ela. Mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari ayahnya, lulusan SMKN 1 Semen itu langsung berteriak.
Saat itulah Totok menjadi panik dan marah. Dia langsung membungkam mulut anak gadisnya itu dengan tangan kiri. “Korban langsung dicekik, menurut keterangan tersangka dia (Ela) memberontak untuk melepaskan diri dan kepalanya terbentur hingga pingsan,” lanjut Rizkika.
Bukannya kasihan, Totok yang menurut keterangan beberapa saksi disebut-sebut menyukai anaknya itu justru membopong Ela dan membawanya ke kamar mandi. Di sana, dia melakban mulut anak tunggal itu dan memperkosanya dalam kondisi tak sadarkan diri.
Perbuatan bejat Totok tak hanya berhenti di sana. Setelah puas melampiaskan nafsunya. Dia membersihkan sperma di kemaluan Ela menggunakan kain lap untuk menghilangkan jejak. “Pelaku (Totok, Red) juga sempat mengganti celana dan pakaian dalam korban,” terang perwira dengan pangkat tiga balok di Pundak itu.
Setelah memastikan Ela ‘bersih’, Totok ganti mengecek denyut nadi putrinya itu. Saat itu diketahui jika masih ada denyut alias masih hidup. Dengan kejamnya Totok mencelup-celupkan kepala Ela ke dalam bak mandi.
Melihat darah dagingnya sendiri tak berdaya, Totok lantas mengikat tangan dan kaki Ela menggunakan kain dan kerudung. Selanjutnya, tubuh gadis yang lemas itu ditekuk dan dimasukkan ke dalam karung dua lapis yang sudah disiapkannya.
Totok lantas membawa mayat di dalam karung itu ke Dusun Kunir, Desa Bulupasar, Kecamatan Pagu. Setelah berkeliling, dia memutuskan meletakkan karung di drainase dekat taman Totok Kerot.
Dikonfirmasi tentang perbuatan biadabnya, Totok berdalih dendam. Kesaksian beberapa orang terdekat yang menyebut Totok menyukai anaknya hingga beberapa kali marah saat anaknya menjalin hubungan, dibantahnya. Dia kembali mengaku sakit hati karena anaknya sering menyebutnya stres. Saat dinasihati juga tidak pernah menurut.
Totok mengklaim anaknya itu juga berani dengan dirinya karena ajaran dari Sulastri, sang ibu. “Mbok’e (Sulastri, Red) yo sering ngusir aku. Aku disaraf-sarafne (gila, Red),” papar Totok sembari menyebut dirinya juga sakit hati karena disebut tidak pernah memberi uang.
Sebelumnya, Sulastri menyebut hubungan Totok dan Ela memang tidak dekat. Sebab, sejak kecil memang Totok tidak pernah ikut merawat anak tunggalnya itu. Bahkan, dia baru menunjukkan batang hidungnya saat sang anak duduk di bangku SD. Menurut Sulastri, Totok juga tidak pernah memberi nafkah.dc
Baca juga: Ini Agus, Pria yang Tega Gorok Balitanya yang Sedang Tidur
Editor : Redaksi