Elon Musk Tuntut Karyawanya Kerja Gila-gilaan hingga Tidur di Kantor

realita.co
Elon Musk. Foto:Twitter

TEXAS - Elon Musk adalah orang terkaya di dunia, sukses luar biasa memimpin perusahaan semacam SpaceX, Tesla, sampai berusaha membenahi Twitter. Namun kesuksesan itu memang ada harganya, termasuk dalam hal perangainya.

Dalam review Guardian dalam buku biografi barunya, sebagian besar keberhasilan Musk berasal dari perhatian terus-menerus terhadap detail teknis dan juga ia sangat percaya pada "integrasi vertikal", yaitu membuat segala sesuatu sendiri, tidak outsourcing.

Baca juga: Elon Musk Gugat OpenAI, padahal Dia Dulu Ikut Mendirikannya

Jadi Tesla contohnya, memilih membuat semua software sendiri. Musk juga percaya bahwa tak boleh ada hambatan antara desain dan manufaktur, di mana meja desainer harus dekat secara fisik dengan jalur produksi.

Namun, ada sisi gelap dari seorang Elon Musk yang cukup banyak dibahas dalam biografinya itu. Sebagai seorang pekerja keras fanatik, dia tak peduli dengan keseimbangan kehidupan kerja karyawan. Ia yakin jika orang ingin mengutamakan kenyamanan dan waktu luang, sebaiknya mereka meninggalkan pekerjaannya.

Dia mengirim email pada karyawannya untuk mengingatkan mereka bahwa "rasa urgensi gila-gilaan adalah prinsip operasi kita". Studi Isaacson tentang gaya manajemen Musk termasuk pengambilan keputusan berubah-ubah, dan ketidakpedulian sosiopat terhadap perasaan orang lain.

Seperti yang dikatakan salah satu teman lamanya di universitas: Anda bisa bekerja dengannya atau menjadi temannya, tapi tidak keduanya. Dia adalah sosok yang kurang empati.

Baca juga: Digugat Drummer,   Elon Musk Kehilangan Duit Rp 882 Triliun

Sifat Musk yang amat menuntut dalam bekerja bukanlah rahasia lagi karena ia secara terbuka mendorong karyawan menunjukkan dedikasi dengan tidur di kantor, bekerja berjam-jam, dan sepenuhnya membenamkan diri dalam pekerjaan. Ia sendiri pernah bercerita suka tidur di kantor.

Tetapi tak dapat dipungkiri, sifat itu pula yang membuatnya mencapai puncak kejayaan. "Sebagian karyawannya juga melihatnya sebagai sosok inspiratif. Hal ini mungkin terjadi karena tujuan dan aspirasinya sangat ambisius dan berani (dan terkadang sangat aneh)," tulis Guardian.

"Atau mungkin ada hubungannya dengan fakta bahwa dalam suatu krisis, dia sendiri akan terjun sepenuh hati. Selama krisis produksi Tesla Model 3 awal, misalnya, dikatakan bahwa ia tertidur di jalur produksi selama beberapa minggu. (Yang menjadikannya miliarder paling aneh yang pernah ada)" tambah Guardian dalam review-nya.

Baca juga: X Bakal Bisa Dilengkapi Fitur Video Call hingga Pinjaman Online

 

 

 

Editor : Redaksi

Politik & Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru