Gencatan Senjata Hamas dan Israel Diperpanjang lagi

realita.co
Tentara Israel yang dikenal bengis. Foto: IDF

GAZA - Kelompok Hamas dan Israel sepakat untuk memperpanjang kembali gencatan senjata di Jalur Gaza untuk satu hari lagi. Kesepakatan memperpanjang gencatan senjata ini diumumkan menjelang berakhirnya perpanjangan pertama jeda pertempuran pada Kamis (30/11) pagi waktu setempat.

Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Kamis (30/11/2023), beberapa menit sebelum gencatan senjata dijadwalkan berakhir pada Kamis (30/11) pagi sekitar pukul 07.00 waktu setempat, militer Israel mengatakan bahwa 'jeda operasional' akan diperpanjang, namun tanpa menyebut berapa lama.

Baca juga: Di Tengah Gencarnya Vaksinasi Polio, Teroris Israel Bantai 48 Warga Palestina

Disebutkan militer Israel bahwa perpanjangan ini dimaksudkan untuk memungkinkan para mediator -- yang terdiri atas Qatar, Mesir dan Amerika Serikat (AS) -- terus membantu perundingan soal pembebasan lebih banyak sandera yang ditahan di Jalur Gaza.

"Menyoroti upaya mediator untuk melanjutkan proses pembebasan para sandera dan mematuhi ketentuan kerangka kerja, jeda operasional akan terus berlanjut," sebut militer Israel dalam pernyataannya.

Baca juga: Masyarakat Israel Demo lagi, Minta Netanyahu Tandatangani Gencatan Senjata

Hamas, secara terpisah, mengatakan ada kesepakatan untuk 'memperpanjang gencatan senjata untuk hari ketujuh' tanpa memberikan informasi lebih detail. Itu berarti gencatan senjata kemungkinan akan diperpanjang sedikitnya selama satu hari.

Qatar, yang memimpin perundingan gencatan senjata dan pembebasan sandera, mengonfirmasi bahwa gencatan senjata diperpanjang selama satu hari, atau hingga Jumat (1/12) pagi waktu setempat.

Baca juga: Viral, Tentara Teroris Israel Injak Bendera Arab Saudi

"Pihak Palestina dan Israel mencapai kesepakatan untuk memperpanjang gencatan senjata kemanusiaan di Jalur Gaza untuk tambahan satu hari dengan persyaratan yang sama seperti sebelumnya, yaitu gencatan senjata dan masuknya bantuan kemanusiaan, dalam kerangka media gabungan oleh negara Qatar," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Qatar.ik

Editor : Redaksi

Politik & Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru