DELI SERDANG- Jeritan tangis Isry Marlena br Marbun melihat jenazah putri kesayangannya, Puji br Sagala, tewas mengenaskan setelah diduga dicekoki minuman keras dan bercampur obat hingga dirudapaksa di tempat kos teman prianya. Kini, Puji Sagala alias PJS (15) yang masih siswi SMK itu telah dimakamkan oleh keluarganya
Baca juga: Melalui Kuasa Hukumnya OCB Bantah Punya Hubungan dengan NE
Di depan rumah korban, masih terpasang tenda teratak untuk para kerabat yang datang melakukan takziah.
Ibu korban, Isry Marlena Marbun mengaku masih belum menyangka anak pertama dari tiga bersaudara itu meninggal dunia dalam keadaan tragis.
Masih teringat olehnya, putrinya ini merupakan sosok anak yang baik di keluarga dan tidak pernah memiliki masalah apapun.
"Anakku itu yang paling rajin, paling baik, dia itu memang orangnya nggak banyak ngomong pendiam, tapi dia itu rajin," kata Isry dengan rawut wajah sedihnya, Senin (4/12/2023).
Ia mengatakan, selama ini anaknya itu tidak pernah macam-macam dan selalu menolak untuk berteman dengan laki-laki.
"Biasa dia kalau pulang sekolah pasti langsung. Cuma kemarin hari Jumat itu dia telat pulang, selama ini tidak pernah," sebutnya.
"Biasanya kalau pulang pasti selalu ngabari, kadang ngirim foto pas dia lagi di dalam angkot," lanjutnya.
Kronologi kejadian
Dikatakan Marlena Marbun, di hari kejadian memang anaknya ini sempat menghubungi dengan mengatakan bahwa dia sedang ada ekstrakurikuler di sekolahnya.
"Waktu hari Jumat itu dia nelpon, katanya lagi ekskul, dikirim fotonya sama ku," ucapnya.
Ia menjelaskan bahwa setelah itu nomor anaknya tidak aktif sampai ditemukan di kos-kosan di Jalan Jamin Ginting, Kota Medan, dalam kondisi trauma berat.
Setelah itu anaknya ini dibawa ke klinik lalu di rujuk ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan.
"Kondisinya trauma kali, pokoknya dia kek ketakutan, terus saya peluk tiba-tiba dia menjerit," bebernya.
Lebih lanjut, Marlena Marbun menuturkan, setelah selesai di rawat di rumah sakit Bhayangkara Medan, pihak keluarga memutuskan untuk membawa korban kembali ke rumah.
Hal itu dilakukan keluarga, agar bisa menyembuhkan trauma yang dialami anaknya. Namun, setelah dirawat di rumah, korban kembali kejang-kejang dan hidung serta mulutnya mengeluarkan buih. Lalu, keluarga pun membawa korban ke rumah sakit Haji Adam Malik Medan, setibanya di sana korban pun dinyatakan meninggal dunia, pada Sabtu (2/12/2023) dinihari.
Menurut ayah korban, Udin Sagala, peristiwa yang menimpa putrinya ini terjadi, pada Jumat (1/12/2023) kemarin.
Awalnya, putri pertamanya ini berpamitan ke sekolah. Namun, hingga malam hari tidak kunjung pulang. Pihak keluarga yang panik, mencoba mencari tahu keberadaan anaknya. Sebab, sebelumnya korban sempat mengabari pihak keluarga bahwa ia sedang ikut ekstrakurikuler.
"Anak saya itu awalnya bersekolah seperti biasa. Pergi pagi, biasa kalau Jumat itu sekolah nya cepat pulang. Saya juga sempat menanyakan kepada kawan-kawannya, katanya anak saya lagi ikut ekstrakurikuler," kata Udin kepada Tribun-medan, Senin (4/12/2023).
Lalu, hingga malam hari anaknya tidak kunjung pulang dan tidak ada kabar. Ia pun semakin panik dan kuatir. Kemudian, dia pun kembali menanyakan kembali keberadaan anaknya bersama temannya yang kebetulan tinggal di dekat rumah mereka. "Setelah jam 7 malam, saya tanya lagi sama temannya, sebetulnya di mana anak saya, kawannya jawab nggak tahu," sebutnya.
Ia menjelaskan, tak lama teman anaknya ini mendapat telpon dari nomor korban. Lalu, temannya ini memberitahukan kepada orang tua korban.
"Bunyilah hp dia, kebetulan nomor anak saya yang manggil, saya angkat rupanya yang ngomong itu ibu-ibu ngasih tahu kondisi dan posisi anak saya," ucapnya.
Dijelaskannya, setelah mendapatkan telepon tersebut ia dan istrinya pun langsung menuju ke lokasi di sebuah kost-kostan di Jalan Jamin Ginting, Kota Medan.
Sesampainya di kost dua lantai itu, kondisi di tempat itu sudah ramai. Lantas, ia pun segera mencari keberadaan anaknya.
Baca juga: Pemerkosa Anak Nyaris Dihajar Massa sebelum Diamankan Polisi
Editor : Redaksi