PONOROGO (Realita)- Gelombang dukungan terhadap calon bupati petahana Sugiri Sancoko terus mengalir. Kini giliran datang dari sejumlah tokoh Nahdatul Ulama (NU) Bumi Reog.
Salah satunya pengasuh Pondok Pesantren (PP) Nurul Qur'an Kelurahan Pakunden Kecamatan Ponorogo, KH Muhammad Sholehan.
Baca juga: H-2 Debat Pertama Paslon Cakada Ponorogo, KPU Batasi Jumlah Peserta
Pentolan Nahdiyin Bumi Reog yang juga menjabat sebagai Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (PCNU) Ponorogo ini mantab mengarahkan dukungannya kepada Sugiri.
" Secara pribadi saya mendukung Kang Giri (Sugiri Sancoko). Karena selain merakyat juga memperjuangkan umat," ujarnya, Kamis (20/06/2024).
Sholehan mengaku, tak hanya dia, sejumlah tokoh Nahdliyyin di Bumi Reog juga kompak mendukung Sugiri dalam Pilkada tahun ini.
" Beberapa waktu lalu, tokoh agama berkumpul dab sepakat bukan hanya mendukung tapi menugaskan pak Giri bisa menjadi Bupati di periode ke dua," akunya.
Sholehan mengungkapkan, alasan para tokoh agama di Ponorogo ramai-ramai mendukung Sugiri, lantaran memiliki pribadi yang merakyat dan tidak membeda-bedakan organisasi masyarakat.
Baca juga: Dukung Rilis, Ribuan Pecinta Sepeda Unta Ponorogo Ngontel Bareng Kang Giri
" Terutama dari Muhammadiyah, Nahdatul Ulama bahkan LDII juga, itu hubungannya sangat baik sekali, dan bantunya itu los sekali," ungkapnya.
Sholehan mengaku selama tinggal di Ponorogo, ia tidak pernah menemukan sosok Bupati seperti Sugiri Sancoko. Maka sudah sepantasnya Kang Giri kembali memimpin Ponorogo di periode keduanya.
" Saya sendiri merasakannya, sebagai Rais, itu memang NU merasa dibantu luar biasa. Jadi mulai cabang, PAC sampai ranting dibantu luar biasa, dan itu tidak hanya di NU saja. Semuanya memang diopeni sama Kang Giri," akunya.
Sholehan berharap, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai anak NU, mendengarkan aspirasi warga Nahdliyyin dengan ikut mendukung Giri dan menurunkan rekom partai kepada sang petahana.
Baca juga: Jelang Laporan Dana Kampanye Tahap II, KPUD Ponorogo Warning Paslon Cakada
" Semestinya to PKB itu tahu aspirasinya masyarakat, terutama aspirasi Nahdliyyin itu arahnya kemana. Apalagi dimana-mana PKB itu bilang lahir dari NU," tekannya.
Hal ini penting menurutnya. Pasalnya, bila arah dukungan PKB beda dengan Nahdliyyin dalam Pilkada, maka hal itu akan menciptakan ketidak harmonisan PKB dan konstituennya yang kebanyakan warga NU.
" Itu ndak bagus. Jadi ini memang momen menggabungkan PKB dengan Nahdliyyin. Apalagi dilihat dari sisi pembangunan di Ponorogo sangat pesat sekali pembangunannya," pungkanya. znl
Editor : Redaksi