SUMENEP (Realita) - Petani garam di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur sedang gundah. Pasalnya, harga garam ditingkat petani hanya dibanderol Rp 500 per kilogram.
Keluhan mengenai rendahnya harga garam ini, salah satunya disampaikan oleh Muhamad Anwar, petani garam di Desa Karang Anyar, Kecamatan Kalianget. Menurut dia, saat ini harga garam di tingkat petani hanya dihargai Rp 500 per kilogram. Namun, harga tersebut masih belum dikurangi ongkos angkut dan karung.
Baca juga: Tolak Pembangunan Tambak Garam, NU dan Warga Gersik Putih Gelar Istigasah
"Harga segitu (Rp 500, red) masih kotornya. Paling bersihnya hanya Rp 350 per kilogram," jelas lelaki yang karib disapa Anwar itu, Selasa (24/8/2021).
Anwar menilai harga Rp 350 per kilogram tidak sesuai. Bahkan, tidak bisa mengganti tenaga yang sudah dikeluarkan petani. Menurutnya, harga ideal garam adalah Rp 1.000 per kilogram.
Meski harga yang dipatok tidak sesuai, Anwar tetap menggarap tambak garamnya. Sebab, dia membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. "Iya mau gimana lagi, daripada menganggur," ungkapnya.
Baca juga: Tolak Pembangunan Tambak Garam, Warga Gersik Putih Sumenep Duduki Balai Desa
Hal serupa diungkapkan petani garam di Desa Pinggir Papas, Kecamatan Kalianget, Mustazam. Dia mengatakan, harga garam Rp 500 per kilogram tidak sesuai dengan biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani.
"Dengan harga Rp 500 per kilogram, iya kurang memuaskan. Karena biaya produksi yang kita keluarkan juga tidak sedikit," katanya.
Selain harga murah, kata Mustazam, yang dikhawatirkan petani saat ini ialah pembatasan penyerapan garam oleh sebagian perusahaan. Bahkan, disalah satu perusahaan ada yang tidak melakukan penyerapan.
Baca juga: Terkait Korupsi Garam, 5 Mantan Dirjen Kemendag dan Kemenperin Diperiksa Kejagung
"Alasan pembatasan penyerapan saya kurang tahu. Tapi, informasinya sebagian perusahaan ada yang menjalin kontrak dengan PT. Garam," jelasnya.
Mustazam berharap, pemerintah segera mencari solusi untuk para petani garam. Sehingga kesejahteraan para petani garam bisa terjaga. "Harapan kami pemerintah tidak melakukan impor lagi. Sebab, stok garam di petani masih banyak," tandas dia.haz
Editor : Redaksi