WINA - Komisi Eropa akan membuat kesepakatan pasokan vaksin COVID-19 terbesar di dunia dalam beberapa hari ke depan dengan raksasa farmasi Pfizer.
Otoritas di Benua Biru ini siap mengamankan hingga 1,8 miliar dosis vaksin Pfizer yang akan digunakan untuk proses vaksinasi selama beberapa tahun ke depan.
Baca juga: Dua Pamen Polrestabes Dinyatakan Tak Bersalah, Relawan Covid Ajukan PK Sidang Etik
Kebijakan ini tetap diambil di tengah perdebatan berkecamuk karena ‘memborong’ vaksin bisa menyebabkan akses yang tidak adil bagi negara-negara miskin di dunia.
Vaksin hasil produksi Pfizer, perusahaan farmasi Amerika Serikat yang menggandeng BioNTech asal Jerman ini akan dikirim secara bertahap selama 2021-2023. Demikian yang diungkap Presiden Komisi, Ursula von der Leyen pada kunjungannya ke pabrik vaksin Pfizer di Puurs, Belgia.
"Kami akan menyelesaikan (kesepakatan) dalam beberapa hari mendatang. Ini akan mengamankan dosis yang diperlukan untuk memberikan suntikan peningkat kekebalan," kata von der Leyen pada konferensi pers dengan bos Pfizer Albert Bourla.
Baca juga: Guna Terbentuk Herd Immunity, Polres Batu Adakan Gebyar Vaksinasi Serentak
Pfizer berusaha keras untuk meningkatkan produksi dalam beberapa bulan terakhir di pabrik AS dan Belgia untuk memenuhi permintaan yang meningkat.
Perjanjian ini akan mencakup 900 juta dosis opsional untuk program vaksinasi bagi 450 juta populasi Uni Eropa selama dua tahun ke depan. Pasokan vaksin Pfizer ini juga diharap bisa menopang kebutuhan vaksin di wilayah Eropa untuk jangka panjang.
Baca juga: Masyarakat Kota Batu Sambut Dibukanya Kembali Gerai Vaksin Presisi
Ini menjadi kerja sama ketiga yang disepakati oleh Uni Eropa bersama Pfizer-BioNTech, yang telah berkomitmen mengamankan kurang lebih 600 juta dosis vaksin di tahun ini berdasarkan dua kontrak sebelumnya.
Komisi Uni Eropa berambisi untuk menyuntik setidaknya 70% orang dewasa di kawasan otoritasnya hingga akhir Juli mendatang
Editor : Redaksi