SEMARANG (Realita)- Gedung TPQ Plus Al-Qodar setelah diresmikan oleh Kepala Kemenag Jawa Tengah H Mustain Achmad, SH MH, dan dihadiri para kiai sepuh MUI Jawa Tengah, pada 20 Mei 2022.
Kini gedung yang disebut Kepala Kanwil Kemenag Jawa Tengah sebagai termegah dan paling representatif di Jawa Tengah, menjadi sarana pembelajaran diniyah yang efektif bagi usia balita hingga lansia.
Baca juga: Idul Adha 1445 H, Masjid AlQodar Terima 10 Ekor Sapi dan 41 Ekor Kambing
Menurut Kepala TPQ Plus Al-Qodar, Choirul Ulil Albab M.Ikom, kepada pers, Kamis (9/6/22), jumlah santri aktif yang mengikuti pendidikan diniyah di TPQ Plus Al-Qodar mencapai lebih dari 300 santri, yang terdiri usia di atas lima tahun hingga 60 tahun. Santri usia anak hingga pemuda masuk di Kelas Ali, Ustman, Umar, Abu Bakar, Hamzam dan Kelas Pemuda yang usianya di bawah 30 tahun.
Sedangkan santri usia 40-60 tahun ke atas, masuk Kelas Orang Tua, sebagai kelas baru yang pengajarannya dimulai 1 Juni 2022. Kelas tersebut tergolong dadakan, seiring permintaan masyarakat. Hanya empat hari dibuka pendaftaran, peserta tercatat 67 orang, terdiri 39 perempuan dan 27 pria, yang kemudian dikelompokkan dalam empat kelas dengan empat guru. Dua kelas untuk perempuan dan dua kelas untuk pria. Kelas Pemuda dan Kelas Orang Tua proses pengajarannya dilaksanakan di malam hari.
Rencananya, kata Ulil Albab, pada Agustus 2022, TPQ Plus Al-Qodar akan membuka Kelas Balita dengan usia di bawah lima tahun. Kelas ini dibuka atas desakan masyarakat, yang jumlah pendaftarnya kini mencapai 25 balita. Kelas ini akan diselenggarakan pada pagi hari.
Untuk, Kelas Orang Tua akan dibuat rasio santri dengan pengajar 1: 20. sehingga untuk kelompok pria bisa ditambah hingga mencapai 40 orang, yang saat ini baru tercatat 27 orang.
Baca juga: UPZ AlQodar Salurkan 250 Paket Beras 5 kg, Jelang Idul Adha 1445 H
Choirul Ulil Albab yang juga dosen Ilmu Komunikasi Universitas Dian Nuswantoro, menjelaskan, dinamai Kelas Orang Tua, karena seluruh peserta usianya di atas 40 tahun, bahkan banyak yang usia lansia hingga bercucu. Mereka tidak sekadar senang dapat mengaji di TPQ Plus Al-Qodar tetapi sekaligus bangga disebut santri. Bagi Kelas Orang Tua, berkesempatan mengaji diniyah sebagai cita-cita yang akhirnya terwujud, maka kesempatan tersebut tidak akan disia-siakan.
Ulil Albab menjelaskan, 67 santri Kelas Orang Tua memang tidak semuanya nol dalam membaca Al-Quran, banyak yang sudah dapat membaca tapi belum lancar. Maka bagi mereka yang sudah bisa tapi belum lancar masuk kelas sendiri, ditambah Kelas yang pesertanya benar-benar masih nol bacaannya.
Selain pelajaran intensif baca tulis Al-Quran, juga semua santri dari Kelas Ali hingga Kelas Orang Tua, diperdalam pendidikan diniyah seperti Fiqih, Tareh Islam, Aqidah dan Ahlak, Kitab Kuning dan Hadist, Bagi Kelas orang tua ditambah mengaji Tafsir Al-Quran hingga ilmu kepemimpinan dalam Islam wasathiyah.
Baca juga: Kendarai Mobil, Pasangan Lansia Lakukan Tabrak Lari
“Karena pendidikan di TPQ Plus setara dengan pendidikan di pesantren maka kita menamakan dengan TPQ Plus dan peserta didik semuanya kita sebut santri,” jelas Ulil Albab.
Berfungsi efektinya gedung TPQ Plus Al-Qodar ini, kata Ulil, sebagai bukti TPQ Plus Al-Qodar mampu merealisasikan impian masyarakat Perumnas Sendangmulyo untuk memiliki gedung TPQ yang representatif sebagai tempat mengaji diniyah dari usia anak hingga orang tua.
Yayasan Al-Qodar bersama masyarakat berhasil mewujudkan impian membangun Gedung TPQ Plus dengan biaya Rp 1,312 miliar yang kini menjadi pusat pendidikan diniyah.ham
Editor : Redaksi