MADIUN (Realita) – Kenaikan harga sejumlah komoditas dari dampak kenaikan harga BBM yang diberlakukan pemerintah, membuat Kota Madiun mengalami inflasi sebesar 1,28 persen pada bulan September.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun, Dwi Yuhenny belum lama ini mengatakan, angka inflasi Kota Madiun masih berada di bawah inflasi Jawa Timur yang tercatat 1,41 persen. Namun di atas inflasi nasional 1,17 persen. Meski begitu, angka itu masuk kategori rendah, karena berada di bawah 10 persen.
Baca juga: Inflasi Jawa Timur Juli 2024 Sebesar 2,13 Persen
“Perlu diwaspadai komoditas yang berdampak atas kenaikan harga BBM. Ini perlu menjadi kesigapan bersama tidak hanya dari pemkot, tapi sampai provinsi dan nasional untuk mengatasi inflasi ini,” katanya saat menggelar pers rilis inflasi secara virtual.
Sejumlah komoditas penyumbang inflasi di Kota Madiun, diantaranya naiknya harga bensin dengan andil inflasi 1,22 persen. Kemudian beras 0,01 persen, solar 0,04 persen, rokok kretek filter, angkutan antar kota serta tarif kereta api.
Baca juga: Program Internet Gratis Pemkot Madiun Masuk Top 5 PKRI Kemenpan-RB
Sedangkan komoditas penekan inflasi diantaranya turunnya harga tomat, bawang merah, daging ayam ras, telur ayam, minyak goreng, cabai merah hingga bawang putih.
Sementara itu dari delapan penghitung inflasi nasional di Jawa Timur, tertinggi terjadi Surabaya 1,52 persen, Jember 1,37 persen, Kediri 1,36 persen. Kemudian Madiun 1,28 persen, Malang 1,06 persen, Probolinggo 0,98 persen, Sumenep 0,95 persen, dan Banyuwangi 0,87 persen.
Baca juga: Meriah, Puluhan Peserta Ikuti Kejuaraan Barongsai dan Tarian Naga di Kota Madiun
Henny menambahkan, sejatinya Kota Madiun pernah mengalami inflasi cukup tinggi dampak kenaikan BBM. Tepatnya pada Desember 2014 dengan inflasi 2,20 persen. Pun kenaikan harga BBM itu kini kembali terjadi pada September ini hingga mengakibatkan inflasi.
“Untuk September tahun ini Kota Madiun itu peringkat keempat dari delapan kota penghitung inflasi di Jatim,” tandasnya. paw
Editor : Redaksi