SIDOARJO (Realita) - DPC Peradi Sidoarjo seharusnya akan merencanakan Muscab III pada 11 Februari 2023. Namun, rencana itu akhirnya mundur, dikarenakan berbagai alasan. Salah satu alasan dilontarkan Wakil ketua DPC Peradi Sidoarjo Ananto Haryo, dalam statemennya di dua media beberapa waktu lalu. Dia mengatakan jika ada persyaratan yang tidak terpenuhi yaitu dana loyalitas Rp 10 juta, untuk syarat pendaftaran setiap bakal calon ketua DPC Peradi Sidoarjo. Dengan adanya biaya loyalitas ini, menurut Ananto Haryo tidak ada bakal calon yang setuju, sehingga tidak ada yang mendaftarkan diri sebagai bakal calon.
"Dan terkait dengan adanya biaya pendaftaran sebesar Rp 10 juta, yang dibebankan ke setiap bakal calon ketua sebagai persyaratan, merupakan bentuk loyalitas terhadap organisasi profesi advokat Peradi tempatnya bernaung," jelas Ananto Haryo dikutip dari media tersebut.
Baca juga: Didera Berbagai Isu Tak Sedap, Muscab DPC Peradi Sidoarjo Tetap Digelar Februari 2023
Ananto Haryo menambahkan jika tidak ada uang loyalitas, pendaftar akan sangat banyak, dan tentu merepotkan panitia.
"Sebab apabila tidak ada persyaratan itu, maka pendaftar bisa berjumlah ratusan, dan sangat merepotkan" imbuhnya. Lantas itulah kemudian Muscab III diundur pada Agustus 2023.
Di sisi lain, Sekretaris DPC Peradi Sidoarjo Wahyu Ongko Wiyono mengatakan hal berbeda. Menurutnya aneh, jika alasan mundurnya Muscab III DPC Peradi Sidoarjo hanya dikarenakan tidak ada bakal calon yang mau mendaftarkan diri, karena ada persyaratan senilai Rp10 juta. Padahal sampai saat ini panitia belum membuka pendaftaran, lantas bakal calon mana yang dibilang menolak.
"Kabar uang loyalitas itu sampai kini hanya wacana, bahkan sampai berakhirnya masa kepanitiaan, panitia belum membuat tata tertib, belum menyusun persyaratan bakal calon, dan belum membuka pendaftaran," jelas Wahyu Ongko Wiyono pada Realita.co.
Dan perlu diketahui, sampai saat ini kepanitiaan pun juga belum menunjukan ke rekening mana uang loyalitas Rp 10 juta itu ditranfer, karena memang sejak awal hingga saat ini belum ada pembicaraan yang membahas uang loyalitas itu ke anggota. Terkait uang loyalitas itu pun sangat relatif, seandainya pun nilai uang loyalitas itu ratusan juta, tidak masalah, jika sebelumnya terlebih dahulu disampaikan, dirapatkan, secara terbuka, ke seluruh pengurus dan anggota.
Masih kata Wahyu, sebelum berakhirnya masa kepanitiaan, dia dapat kabar jika ketua DPC mengajukan surat perpanjangan masa jabatan 2018-2023 sampai 6 bulan, serta berencana melaksanakan Pendidikan Khusus Profesi Advokat (PKPA), untuk mencari dana guna menggelar Muscab III.
"Di sini sekretaris tidak diberi tahu oleh ketua DPC terkait surat tersebut, dan sekretaris tidak menandatangani surat tersebut,"ungkap Wahyu.
Kemudian, Wahyu mengatakan, loyalitas tidak hanya diukur dengan uang, dengan adanya uang Rp 10 juta. Panitia sama saja membatasi hak setiap anggota untuk mendaftar. "Padahal, dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), hanya ada 7 persyaratan, yang di dalamnya tidak ada uang loyalitas Rp10 juta, dan panitia tidak ada celah untuk menambahkan aturan tambahan,"terangnya.
Perlu diketahui, anggota DPC Peradi Sidoarjo sekitar 300 orang, dan setiap Bakal Calon harus memiliki 30 surat dukungan. Tentu ini, kata Wahyu, sudah lebih dari cukup membatasi banyaknya jumlah pendaftar. Alasan selanjutnya sampai saat ini diketahui Uang Kas DPC Peradi tersisa kurang dari Rp 30 juta. Padahal biaya Muscab III diperkirakan menelan sekitar Rp 60 juta.
"Hal ini dikarenakan uang kas telah dibelikan aset berupa kantor senilai Rp 400 juta. Akan tetapi kantor pun belum dipindah ke lokasi baru dengan alasan belum direnovasi,"ujarnya.
Terpisah, Ketua DPC Peradi Sidoarjo Bambang Sutjipto saat dikonfirmasi Realita co, enggan memberikan komentar demi menjaga soliditas organisasi. "Mohon maaf karena menyangkut masalah internal DPC Peradi Sidoarjo, saya tidak memberikan komentar apapun demi menjaga soliditas sesama rekan pengurus, terima kasih," jelasnya.hk
Editor : Redaksi