MALANG (Realita)- Taman Wisata Air Wendit, wisata bak hutan di tengah kota, karena terdapat pepohonan nan hijau dan banyaknya monyet. Juga suara burung liar berkicau yang terdengar di atas pepohonan. Dengan luas area sembilan hektare.
Konon, pemandian Wendit ini sudah ada sejak ratusan tahun. Sempat tenar di era sembilan puluhan. Letaknya pun dibilang cukup strategis. Tidak jauh dari pusat keramaian Kota Malang. Tepatnya di Jalan Raya Wendit, Mangliawan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Baca juga: Tiap Tahun Dianggarkan, DPKPCK Sebut Rehab Rumdin Bupati Malang Karena Mendesak
Selain sebagai tempat wisata, karena sumber dari pemandian Wendit ini sangat besar, sehingga air dari sumbernya dialirkan ke rumah warga melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Malang maupun Kota Malang.
Tiket masuknya pun terbilang terjangkau. Untuk orang dewasa dikenakan tarif Rp 18.500 per orang untuk weekend. Sedangkan hari hari biasa, tarifnya Rp 15.000 per orang. Sedangkan untuk anak-anak, Rp 10.000 per orang.
Namun sayangnya, wisata pemandian dengan sumber air yang jernih dan melimpah itu, saat ini sepi pengunjung. Karena tidak terawat. Terlihat mulai dari depan, konstruksi bangunan dengan cat yang sudah pudar. Sedangkan di dalam area wisata, banyak fasilitas yang mangkrak.
Di sebelah kanan pintu masuk setelah membayar tiket, stan berjualan terlihat kosong tanpa penghuni. Di dalam juga masih banyak stan berjualan atau tempat duduk para pengunjung yang atapnya mulai hilang. Gasebo gasebo juga demikian.
Banyak stan berjualan pedagang yang kosong tanpa penjual. Yang ada hanya meja dan kursi pedagang yang ditumpuk. Dipakai nangkring para monyet.
Nampak Pendopo yang berada di sebelah kolam pemandian, plafonnya sudah jebol. Hilang. Juga tiang tiang lampu yang sudah keropos berkarat.
Daerah waterboom tak ada airnya. Cat waterpark mulai kusam dan pudar. Tiang besi penyangga waterpark dengan cat terkelupas dan berkarat.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Wisata Pemandian Air awendit, Herry Supriyanto mengatakan, wisata ini sepi pengunjung semenjak pandemi Covid-19. Bahkan hingga saat ini 2023.
"Selama dua tahun pandemi Covid-19, wisata ini tidak beroperasi. Baru 2021 akhir kita buka kembali. Dengan penerapan protokol kesehatan (prokes). Itupun dengan maksimal pengunjung 50 persen. Tapi semenjak itu sepi banget. Sampai sekarang. Kayak gini paling pengunjung enggak sampai sepuluh tiap harinya. Pedagang pun di dalam enggak ada sama sekali," ujarnya saat ditemui di UPT Wisata Air Wendit, Rabu (8/3/2023).
Saat ini, kata Herry, weekend saja sepi pengunjung. Kurang dari 100 orang.
"Paling gak sampai 50 (pengunjung). Sepi sekali pokoknya mas. Kayak hampir pailit lah istilahnya,"katanya.
Ia menilai, pengunjung yang ingin datang ke Wendit saat ini bukan untuk refreshing, namun karena budaya.
Baca juga: Rumdin Bupati Malang Setiap Tahun Dianggarkan Rehab, Tahun Ini Rp 800 Juta
"Jadi kebanyakan pengunjung saat ini kayak orang tengger. Jadi seperti wisata religi gitu. Kalau untuk refreshing saya kira jarang sekali,"ucapnya.
Meski jarang pengunjung, Herry menjelaskan, tetap dilakukan pembersihan area wisata ini. Ada 32 karyawan. "Dari 32 tenaga kerja ini, yang 31 orang tenaga kerja kontrak dari Pemda. Untuk gajinya UMR Kabupaten Malang. PNS satu, Kepala UPTD," katanya.
Ia juga mengungkapkan, saat ini Wisata Pemandian Air Wendit tidak disentuh sama sekali oleh Pemerintah Kabupaten Malang. "Terus terang aja, saat ini seperti dianaktirikan," ucap pria kelahiran Tanjung Priok itu.
Menurut Herry, Wisata Air Wendit alangkah baiknya dikelola pihak swasta. Dengan catatan, investornya berpayung hukum yang jelas. Dulu, kata Herry, banyak investor dari luar Malang yang melirik wisata Wendit ini. Bahkan para investor ini pun sempat berkunjung ke lokasi. Namun, sayangnya setelah melihat dan melakukan survei sudah tidak ada kabar kelanjutannya.
"Di sini itu tidak gampang. Karena kalau enggak hati-hati bisa benturan dengan masyarakat, kelompok budaya, benturan dengan paguyuban, benturan dengan kelompok agama. Banyak investor yang mau masuk. Namun dengan melihat kondisi di sini, di sekitar sini, semua balik kanan," ujarnya.
Dengan keadaan pengunjung yang sepi, Herry mengungkapkan, target Pendapatan Asli Daerah (PAD), untuk wisata Wendit pada 2023 ini sebesar Rp 5,3 Miliar per tahun.
"Target, kita lima Miliar tiga ratus kemarin digedok oleh Dewan, sedangkan pendapatan untuk saat ini sepi, itu pun ada beberapa wahana yang dibuka pada saat ramai pengunjung saja, pokoknya sekarang pendapatan kita menurun drastis," keluhnya dia.
Baca juga: Peringati Hari Jadi Kabupaten Malang ke-1263, DPRD Gelar Paripurna Istimewa
Di waktu yang sama, Rabu (3/3/2023), Wakil Bupati Malang, Didik Gatot Subroto datang ke Wisata Air Wendit. Nampak Didik bersama sejumlah orang dari dinas maupun swasta. Mereka berkeliling melakukan survei di area wisata.
"Tamu berkunjung ke sini. Melihat Wendit. Harapannya bisa memberikan pemikiran pemikiran Wendit ke depan ini bagaimana. Karena ini kan menjadi bagian dari aset daerah. Bagaimana proses pengelolaannya, sebaiknya untuk apa, daerah mampu atau tidak. Kebetulan tiga diantara mereka (tamu) dari Singapura,"terangnya.
Ditanya apakah itu investor yang akan masuk untuk mengelola Wendit, Didik menampiknya.
"Oh bukan, saya pengen mengajak mereka ke sini, untuk memberikan pandangan-pandangan saja.
Mengenai pengelolaan Wendit apakah akan dikelola investor, Didik mengatakan bahwa itu keputusannya ada di Bupati Malang.
"Keputusannya ada di Pak Bupati," tandasnya.mad
Editor : Redaksi