BOGOR- Polisi mengungkap dugaan motif ekonomi pelaku pembunuhan dan mutilasi yang korbannya ditemukan dalam sebuah koper merah di Bogor, Jawa Barat.
Meski pelaku berinisial DA (33) mengaku membunuh korban RD (43) karena menolak melakukan hubungan sesama jenis, polisi menemukan ada banyak buku tabungan dan uang korban yang diambil oleh pelaku.
“Kami juga mencium adanya motif ekonomi, karena sementara kami temukan ada sejumlah uang dari si korban yang diambil oleh si pelaku,” ungkap Kasat Reskrim Polres Bogor AKP Yohannes Redhoi Sigiro dalam konferensi pers di Mapolres Bogor, Cibinong, Sabtu (18/3/2023).
“Memang si pelaku ini mengetahui PIN ATM dari korban,” imbuhnya, dikutip dari Kompas.com.
AKP Redhoi menjelaskan, pihaknya mencium adanya motif ekonomi dalam kasus ini, karena pelaku mengambil banyak buku tabungan dan uang yang semuanya milik korban.
Yohannes menyebut, DA mencuri uang korban sebanyak Rp30 juta yang kemudian digunakan untuk berbagai hal, termasuk kabur dan bersembunyi di Yogyakarta.
"Sebagian udah diambil dan yang ini diambil Rp30 juta. Selain itu uang ATM lain sedang kami dalami," ucapnya.
Korban dan pelaku saling kenal
Kasat Reskrim mengungkapkan, pertemuan antara korban dan pelaku awalnya karena sering memesan ojek online (ojol).
Korban berprofesi sebagai translator bahasa Mandarin, sedangkan pelaku merupakan sopir ojol. Keduanya bahkan sudah tinggal bersama selama empat bulan di sebuah apartemen. Perkenalan keduanya terjadi karena korban sering memesan jasa driver ojol pelaku.
Berdasarkan pengakuan pelaku, korban pernah menikah namun telah berpisah. Sementara pelaku sudah berkeluarga dan memiliki anak.
“Si pelaku, pengakuannya sudah berkeluarga dan memiliki anak, tapi masih kita dalami,” terang Kasat Reskrim.
AKP Ridho menjelaskan, pada Selasa (14/3), pelaku DA menusukkan pisau ke tubuh korban berkali-kali hingga meninggal dunia.
Kepada polisi, DA beralasan sakit hati karena diminta melayani korban sehingga terjadi pertengkaran yang berujung maut.
Kasat Reskrim mengatakan, DA ketakutan dan mencari cara untuk menghilangkan jejak agar perbuatannya tidak ketahuan.
DA berupaya memasukkan jasad RD ke dalam koper merah yang baru ia beli, namun usaha tersebut tidak berhasil karena tubuh korban lebih besar daripada ukuran koper itu.
DA pun mencari cara untuk memotong atau memutilasi jasad korban dengan membeli alat berupa gerinda di dekat apartemen tempat ia tinggal bersama korban.
"Pelaku mencoba memotong-motong mayat korban dengan menggunakan pisau kecil, namun tidak berhasil. Sehingga si pelaku keluar dulu untuk mencari alat pemotong ke sebuah toko dan membeli mesin gerinda," ujar Yohannes.
"Pelaku lalu balik ke TKP (apartemen) dan memotong-motong tubuh korban," imbuhnya.
Tak lama kemudian, DA membuang potongan kepala dan kedua kaki korban beserta alat gerinda ke Sungai Cimanceuri, Tangerang.
Sementara bagian potongan tubuh beserta tangan korban diikat lalu dimasukkan ke dalam koper merah yang kemudian DA letakkan di pinggir jalan Kampung Baru, Desa Singabangsa, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor.
Setelah berhasil membuang jasad korban, DA langsung melarikan diri ke wilayah Yogyakarta.
"Kami juga memeroleh laporan dari petugas tol, untuk pakaian dan sprei dan alat alat pembungkus lainnya dibuang di tol wilayah Cikupa, dan sudah ditemukan, saat ini sudah diamankan oleh Polsek Tenjo dan sedang dalam perjalanan ke Bogor," jelasnya.
Baca juga: Ayah Mutilasi Putri Kandungnya Sendiri karena Urusan Asmara
Editor : Redaksi