Selama Libur Lebaran, Telaga Ngebel Ponorogo Raup PAD Ratusan Juta

realita.co
Ribuan wisatawan mengunjungi Telaga Ngebel selama libur lebaran. Foto: Zainul

PONOROGO (Realita)- Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Ponorogo dari objek wisata Telaga Ngebel kembali meningkat. Ini setelah selama libur lebaran objek wisata ini dikunjungi ribuan wisatawan. 

Dari data di Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Disbudparpora) Ponorogo, selama libur lebaran, atau periode 19 hingga 25 April, objek wisata andalan Bumi Reog ini mencatat pemasukan Rp 149.130.000, dari 9.942 total karcis masuk di objek wisata tersebut. 

Baca juga: Lolos 2 Besar Usulan Kota Kreatif Dunia, Ponorogo Bersiap Dipanggil Unesco

" Jadi selama libur lebaran ini objek wisata telaga Ngebel dikunjungi 9.942 wisatawan, dengan jumlah pemasukan daerah dari penjualan tiket masuk mencapai Rp 149.130.000," ujar Kepala Disbudparpora Judha Slamet Sarwo Edi, Jumat (28/04/2023). 

Lebih jauh, Judha merinci selama periode Januari hingga April 2023 ini Telaga Ngebel meraup pemasukan mencapai Rp 1.637.490.000, sedangkan pemasukan dari tiket jasa sewa perahu mencapai Rp 31.140.000. Sementara untuk total pengunjung sendiri mencapai 109.166 orang.

" Januari itu Rp 834.555.000, Februari Rp 340.830.000, Maret Rp 223.710.000, dan April Rp 228.395.000," jelasnya. 

Baca juga: Antarkan Reog Ponorogo Diakui Dunia, Ribuan Seniman Dukung Rilis 2 Periode

Raihan pemasukan Ngebel saat ini diklaim telah nyaris mendekati target PAD yang dipatok tahun ini, yang mencapai Rp 2,5 miliar. Ia mengaku melihat trend positif kunjungan wisata di Ngebel ini target tersebut dapat dipenuhi dalam beberapa bulan ke depan. 

" Saat ini sudah diangka Rp 1,6 miliar. Insya Allah target terpenuhi dalam beberapa bulan kedepan. Tentunya keberadaan Water Fountain menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung kesana, karena selain siang, malam juga ramai dikunjungi wisatawan," tambah Judha. 

Baca juga: Libur Tiga Hari, 9.193 Wisatawan Kunjungi Telaga Ngebel Ponorogo

Kendati demikian, Judha mengaku meberlakukan pengetatan terhadap harga-harga yang dipatok pedagang dan pemilik restoran di Ngebel. Hal ini agar tidak menciptakan potensi ngentol harga saat Ngebel ramai dikunjungi saat ini. 

" Kami meminta betul agar harga-harga yang dipatok jangan terlalu tinggi. Tidak ada yang ngentol harga itu maksudnya, sehingga wisatawan itu nyaman ke sana. Memang kemarin ada laporan soal harga Nila bakar yang mahal, setelah kami kroscek ternyata si pemilik restoran belum mengganti list harga. Cuman selisih Rp 2000. Itu masih wajar," pungkasnya. znl

Editor : Redaksi

Politik & Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru