KYIV- Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan saat ini dirinya siap untuk meluncurkan serangan balasan, namun mewanti-wanti hal tersebut bisa memakan waktu lama dan harus dibayar mahal.
"Kami sangat percaya bahwa kami akan berhasil," kata Zelensky dalam sebuah wawancara dengan The Wall Street Journal di Odesa.
Baca juga: Amerika Serikat Kehabisan Uang untuk Biayai Ukraina Perang Lawan Rusia
Mengutip laporan WSJ, Zelensky juga mengungkapkan bahwa dirinya khawatir pemilihan umum AS tahun depan dapat menjadi hambatan bagi Ukraina untuk melancarkan serangan balasan. Hal ini mungkin terjadi apabila pemerintahan terpilih baru yang kurang mendukung ke tampuk kekuasaan dan meminta Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO) untuk menawarkan jalur yang jelas menuju keanggotaan Kyiv.
Zelensky mengakui superioritas udara Rusia di garis depan dan mengatakan kurangnya perlindungan dari kekuatan udara Rusia berarti "sebagian besar tentara akan mati" dalam serangan balasan.
Baca juga: Rudal Rusia Serang Kota di Ukraina, 17 Warga Sipil Tewas termasuk Anak-Anak
Merespons hal tersebut, Presiden Ukraina mengatakan ingin memiliki lebih banyak senjata yang dipasok Barat. "Kami ingin memiliki hal-hal tertentu, tetapi kami tidak bisa menunggu berbulan-bulan," katanya.
Belakangan, ucapan terima kasih Zelensky kepada pendukung Barat untuk pengiriman senjata berubah menjadi kata-kata frustrasi atas keengganan mereka untuk memberikan senjata yang kuat kepada Ukraina dalam jumlah yang lebih besar untuk menangkis Rusia.
Baca juga: Diburu FBI, Bos Wagner Prigozhin Dituding Punya Hubungan dengan Indonesia
Serangan balasan adalah momen penting bagi Zelensky yang kepemimpinannya selama perang telah membuatnya terkenal secara global. Hasilnya akan membentuk kontur dukungan militer Barat dan perebutan diplomatik atas masa depan Ukraina.
Pendukung Ukraina telah memberikan miliaran dolar dukungan militer dan keuangan yang sangat penting bagi upaya perang Kyiv, dan seruan agar Zelensky mencari kesepakatan damai dapat tumbuh jika serangan balasan gagal memberikan terobosan yang signifikan.
Editor : Redaksi