Sudah Dihitung Dua Kali, Korban Tewas Tabrakan Kereta di India 288 Orang

realita.co
Kondisi kereta yang tabrakan, hancur tak karuan. Foto: NBC News

BAHANAGA- India pada Minggu mengakhiri operasi pencarian dan penyelamatan atas kecelakaan kereta api yang menewaskan sedikitnya 275 korban.

Jumlah korban tewas akibat kecelakaan yang terjadi pada Jumat (2/5) itu turun dari 288 setelah ditemukan bahwa beberapa jenazah telah dihitung dua kali, kata kepala sekretaris Negara Bagian Odisha, Pradeep Jena.

Baca juga: Insiden Kereta Api Brantas vs Truk Trailer, Apa Penyebabnya?

"Angka itu kemungkinan tidak bertambah. Sekarang, operasi penyelamatan selesai," kata Jena kepada reporter.

Hampir 1.200 orang terluka ketika sebuah kereta penumpang menabrak kereta barang yang berhenti. Kereta itu keluar dari rel lalu menabrak kereta penumpang lain yang melintas dari arah berlawanan di dekat Distrik Balasore.

Lebih dari 900 orang telah dipulangkan dari rumah sakit, sedangkan 260 orang lainnya masih dirawat dan satu pasien dalam kondisi kritis, kata pemerintah Odisha pada Minggu malam.

Pada Sabtu (3/5), Perdana Menteri India Narendra Modi mengunjungi lokasi kejadian untuk berbicara dengan petugas penyelamat, memeriksa reruntuhan, dan menemui beberapa korban terluka.

"Mereka yang dinyatakan bersalah akan dihukum berat," janji Modi.

Baca juga: Begini Kronologi Tabrakan 3 Kereta di India yang Tewaskan 288 Orang

Investigasi awal menunjukkan Coromandel Express, yang menuju Chennai dari Kolkata, keluar dari jalur utama dan memasuki jalur melingkar --jalur samping yang digunakan untuk memarkir kereta-- dengan kecepatan 128 km/jam.

Kereta tersebut menabrak kereta barang yang diparkir di jalur melingkar, kata anggota Dewan Kereta Api Jaya Varma Sinha.

Tabrakan itu menyebabkan mesin dan 4-5 gerbong pertama dari Coromandel Express keluar dari rel, terguling, dan menabrak dua gerbong terakhir dari kereta Yeshwantpur-Howrah yang datang dari arah berlawanan dengan kecepatan 126 km/jam di jalur utama kedua.

Insiden itu menyebabkan kedua gerbong tersebut keluar lintasan dan menimbulkan kecelakaan hebat, kata Sinha.

Baca juga: Korban Tewas Kecelakaan Kereta di India Bertambah Jadi 288 Orang

Masinis kedua kereta penumpang selamat meski mengalami luka-luka.

Penyelidikan kini difokuskan pada sistem manajemen jalur yang dikendalikan komputer, yang disebut sistem interlocking. Sistem itu mengarahkan kereta ke jalur kosong di titik pertemuan dua jalur.

Sistem tersebut diduga tidak berfungsi sehingga membuat Coromandel Express memasuki jalur melingkar, kata Sinha.tr

Editor : Redaksi

Politik & Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru