SURABAYA (Realita)- Proyek pemasangan Box Culvert di lingkungan Perumahan Medokan Asri Utara III, RT I RW VIII, Medokan Ayu, Surabaya, sangat dikeluhkan warga perumahan tersebut.
Sekretaris RT I Perumahan Medokan Asri Utara III, Eko Hendro menyampaikan dari awal pelaksanaan proyek pemasangan Box Culvert di lingkungannya hingga saat ini, proyek tersebut tidak memasang papan nama dan merugikan beberapa penghuni perumahan.
Baca juga: Sidang Korupsi Mantan Kepala BPBD, Kasi Intel Kejari Sidoarjo Disebut Meminta Aliran Dana
“Beberapa tanaman hias dan buah milik warga banyak yang langsung dipotong, tanpa minta izin terlebih dahulu. Sambungan PDAM di beberapa rumah warga terputus, sehingga air tidak mengalir. Akses jalan masuk ke kediaman warga juga rusak,” bebernya Minggu (18/7/2021).
Beberapa warga yang dirugikan kemudian mengajukan protes kepada pengurus RT dan RW. Pihak RT dan RW-pun menindaklanjuti keluhan warganya dengan menghubungi pelaksana proyek, melalui pengawasnya bernama Cici.
Kedua belah pihak lantas mengadakan pertemuan dengan pihak pelaksana proyek yang mengaku dari CV Adhiloka. Pihak perusahaan diwakili langsung oleh direkturnya, Rahmad Hidayat.
Dalam pertemuan di Balai RW tanggal 13 Juli 2021, itu menghasilkan Berita Acara Musyawarah Pengurus RT I / RW VIII dengan CV Adhiloka, Tentang Pengerjaan Saluran Air di Lingkungan RT I / RW VIII Kelurahan Medokan Ayu.
Hasilnya? Tercapai tiga poin kesepakatan. Direktur CV Adhiloka menyanggupi pengembalian taman dan pagar yang rusak, perbaikan CCTV, pengembalian inrit atau bantuan. “Namun, sampai saat ini semuanya belum terealisasi,” ungkap Eko.
Dari pantauan di lokasi, proyek Box Culvert RT I / RW VIII Perumahan Medokan Asri Utara III, memang tidak ditemukan papan nama proyek.
Laki-laki berseragam Perusahaan Gas Negara (PGN) yang berada di lokasi proyek Box Culvert, itu saat ditanya apakah ada sambungan pipa gas milik PGN yang rusak akibat pengerjaan proyek? Ia hanya menjawab singkat,“Silahkan besok datang saja ke kantor,” tuturnya seraya menolak ketika ditanya namanya.
Baca juga: Suami Maia Estianty Mengelak Berikan Uang kepada Eko Darmanto, Eks Kepala Bea Cukai Jogjakarta
Begitu pula salah satu pekerja proyek yang tidak berkenan ditanya namanya, memilih irit bicara. “Saya hanya pekerja pak. Saya tidak tahu siapa nama pelaksana proyek ini. Ke ibu Cici saja, dia pengawas proyek ini,” ucapnya sambil menunjuk sosok perempuan yang sedang duduk di sebuah bangku.
Ternyata Cici pengawas proyek yang ditunjuk bergegas pergi sebelum awak media ini menjumpainya.
Ketika dihubungi melalui ponselnya, Cici mengaku bukan pengawas proyek, melainkan hanya sebagai penanggung jawab material. Anehnya, ketika ditanya nama pelaksana proyek Box Culvert itu, Cici menjawab tidak tahu.
“Pengawasnya namanya bapak Ryan. Sebentar lagi saya kirim nomor WA Bapak Ryan,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur CV Adhiloka, Rahmad Hidayat ketika dikonfirmasi melalui sambungan telepon , Minggu (18/07/2021) juga belum menjawab, meski ponsel yang bersangkutan aktif.
Baca juga: Sudah Sejauh Mana Kasus Dugaan Korupsi di Telkomsigma?
Fery, penghuni perumahan Medokan Asri Utara III blok B 27, Minggu (18/7/2021) membenarkan bila jalan penghubung menuju rumahnya rusak akibat pengerjaan proyek Box Culvert itu. Ia mengaku merogoh kocek hingga Rp 9 juta untuk membangun kembali akses jalan penghubung ke rumahnya.
Sedangkan Gunawan, warga blok B 27, Minggu (18/07/2021) mengeluh air PDAM di rumahnya mati sejak dua minggu lalu, gara-gara ada proyek gorong-gorong beton di lingkungannya.
“Saya terpaksa membeli air bersih seharga Rp 300 ribu untuk setiap satu truk tangki. Selain itu, tanaman mangga milik saya juga ikut ditebang. Saya berharap mendapat ganti rugi,” pintanya menutup perbincangan.sd
Editor : Redaksi