PONOROGO (Realita)- Generasi penduduk berkualitas masa depan tampaknya menjadi perhatian serius Dinas Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional ( DKKBN) Kabupaten Ponorogo.
Hal ini terbukti dengan pencanangan Sekolah Siaga Kependudukan ( SSK) di lembaga pendidikan setingkat SMP/MTS hingga SMA/MA, yang dilakukan di Aula lantai 2 Gedung BAPPEDA-LITBANG Ponorogo, Selasa (30/04/2024).
Baca juga: Takut Tertindas Lagi, Ratusan Pedagang Pasar Eks-Stasiun Ponorogo Kompak Dukung Rilis
Turut hadir dalam kegiatan ini Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko dan pejabat BKKBN Provinsi Jawa Timur Toma Afriandi. Tak hanya itu sejumlah tokoh agama dan masyarakat serta kepala sekolah ikut hadir dalam kegiatan implementasi SSK ini.
Kepala DKKBN Ponorogo Henry Indrawardhana mengatakan, implementasi SSK dalam satuan pendidikan ini bertujuan mensosialisasikan siaga kependudukan dan keluarga berencana bagi generasi penerus.
“ Terdapat beberapa mata pelajaran seperti pengayaan materi dimana terdiri dari pokok -pokok materi pembahasan. Dengan tema besar perencanaan dan pembangunan keluarga sebagai salah satu sumber mata pelajaran peserta didik. Ada 4 program prioritas di dalam SSK antaralain, pencegahan Stunting dan percepatan keluarga berencana di kabupaten Ponorogo,” ujarnya.
Henry menjelaskan, dari data di DKKBN pada tahun 2022 lalu di Kabupaten Ponorogo terdapat 266 kasus dispensasi nikah ( Diska), dimana 120 diantaranya merupakan pasangan hamil tidak diinginkan, dengan rentan usia 17 tahun.
Baca juga: World Clean Up Day, Bupati Giri dan Belasan Ribu Pelajar Ponorogo Gelar Aksi Pungut Sampan
“ Ini yg mengundang keprihatinan kita. Dimana anak sekolah kita hamil di luar nikah. Sehingga bagaimana program SSK ini bisa segera diimplementasikan ke anak sekolah baik mulai SMP/MTS hingga SMA/MA,” ungkapnya.
Sementara itu, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko mendukung penuh SSK untuk segera bisa diimplementasikan di sekolah. Bukan menambah mata pelajaran bagi siswa, namun pihaknya berharap edukasi siaga kependudukan dan keluarga berencana dapat disisipkan disetiap materi pembelajaran.
“ Jadi bagai mana guru agama menyampaikan pentingnya menikah cukup umur dan menjauhi sexs bebas. Guru biologi menyampaikan pencegahan stunting, ini penting agar generasi kita kedepan lebih baik dan berkualitas dari sekarang,” ujarnya.
Baca juga: Gelar PRMCD, Bupati Ponorogo Kampanyekan Jaga Data Pribadi dari Kejahatan Cyber
Sugiri berharap, dengan SSK generasi penerus bisa paham tentang pentingnya menciptakan keluarga berencana yang berkualitas. Menurunkan angka stunting, dan mencegah penurunan kualitas kehidupan.
“ Untuk itu kita jangkiti mereka sejak sekolah agar mereka paham. Hamil itu boleh namun cukup umur dan produktif, gizi juga penting untuk mencegah stunting. Target saya bisa 2 persen Stunting itu di Ponorogo,” pungkasnya.znl
Editor : Redaksi