JAKARTA (Realita)- Di antara 20 nama, qda dua wanita yang lolos profile assessment. Keduanya ialah Ida Budhiati dan Poengky Indarti.
Kali ini melihat sosok seorang wanita kelahiran Surabaya, 18 Februari 1970. Poengky Indarti juga merupakan aktivis perempuan dan anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) periode 2020-2024, ia merupakan alumni Fakultas Hukum Universitas Airlangga dan meraih gelar master Internasional Human Rights Law dari Northwestern University School of Law Amerika Serikat. Poengky sudah tiga kali terlibat sebagai Dewan Pakar Hoegeng Awards yang berperan dalam menilai kandidat polisi berintegritas.
Baca juga: LSAK Menilai Pansel KPK Penuhi Kehendak Putusan MK
Kemarin Panitia Seleksi mengumumkan hasil profile assessment bagi calon pimpinan dan calon anggota Dewan Pengawas (Dewas) KPK. Hasilnya, ada sejumlah nama yang gagal melaju ke tahap seleksi selanjutnya.Pengumuman itu disampaikan Dewas KPK di Gedung Sekertariat Negara, Jakarta Pusat, Rabu (11/9/2024).
Dewas mengatakan ada 20 orang capim KPK dan 20 orang calon Dewas KPK yang lolos profile assessment.
"Yang dinyatakan lulus masing-masing untuk capim 20 orang, dan Dewas ada 20 calonnya," kata Ketua Pansel KPK Muhammad Yusuf Ateh.
Para calon yang lolos itu harus mengikuti tahapan wawancara dan tes kesehatan jasmani serta rohani. Proses tersebut digelar pekan depan.
"Peserta yang dinyatakan lulus diwajibkan mengikuti seleksi tahap berikutnya yaitu wawancara dan tes kesehatan jasmani, rohani," kata Yusuf.
Baca juga: Poengky Indarti Perempuan Kelahiran Surabaya, Masuk Daftar 10 Capim dan Cadewas KPK
Tes untuk capim KPK akan digelar 17 dan 18 September 2024. Sementara, tes untuk cadewas akan dilaksanakan pada 19 dan 20 September 2024.
"Akan diselenggarakan untuk capim tanggal 17 dan 18 September untuk cadewas tanggal 19-20 September. Detail jadwal peserta nanti akan disampaikan pada tanggal 12 September 2024," ucapnya.
Poengky Indarti memulai dunia perpolitikan dan penindasan Hak Asasi Manusia di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya periode 1993 - 2000, dirinya pernah mendapatkan jabatan pertama pada tahun 1998 sebagai Wakil Direktur Bidang Operasioal. Selain mengabdi di LBH Surabaya, Poengky juga dikenal sebagai pengacara yang mengangkat isu-isu tentang penindasan masyarakat di Surabaya.
Baca juga: Jalani Tes Wawancara Capim KPK, Budi Johan Kritik Dewas dan Pimpinan
Pada tahun 2000, Poengky pindah ke Jakarta dan melanjutkan karier di bidang yang sama, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum (YLBH). Poengky tetap konsisten dengan perjuangan yang telah dirintisnya, beliau mengurusi problematika dan dilema yang dihadapi oleh para buruh. Di periode 2001 - 2002 aktivis ini menduduki jabatan sebagai Kepala Divisi Perburuhan dan Fund Raising.
Selama perkuliahan, beliau tidak lepas tangan terhadap pekerjaan yang diemban di Jakarta, Poengky bekerja membantu KontraS (Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan) pada Divisi Kampanye dan Hubungan Internasional.
Pada tahun 2002 berdirilah Imparsial The Indonesian Human Right Monitor (Imparsial), Poengky tercatat sebagai salah satu pendiri LSM dari 18 orang penggerak HAM lainnya. Imparsial sendiri adalah salah satu LSM yang bergerak di bidang pengawasan dan penyelidikan pelanggaran HAM di Indonesia.(tom)
Editor : Redaksi