CILACAP - Tradisi mudik lebaran menjadi cara warga perantauan melepas rindu dengan orang tua dan keluarga di kampung halaman setelah setahun penuh mencari rejeki di kota besar. Di tengah pandemi covid-19, tradisi ini diminta untuk ditunda terlebih dahulu. Mengingat grafik kasus positif melonjak pasca libur panjang.
Baca juga: Kabar Duka! Letjen (Purn) Doni Monardo Meninggal Dunia
Seperti yang diketahui tradisi ini umumnya dipenuhi interaksi fisik, seperti berjabat tangan atau berpelukan. Hal ini berpotensi menjadi titik awal penularan Covid-19. Terlebih lagi apabila terdapat kelompok rentan seperti Ibu hamil, anak-anak, dan kelompok lanjut usia (Lansia).
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sekaligus Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Letnan Jenderal TNI Dr. (H.C) Doni Monardo menyampaikan bahwa salah satu penyebab penularan apabila terjadi mudik lebaran melalui Orang Tanpa Gejala (OTG). Hal ini disampaikan pada saat memberikan arahan dalam acara Rapat Koordinasi Satgas Penanganan Covid-19 di Kantor Bupati Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (28/4).
Baca juga: Doni Monardo Tengah Sakit, Dirawat Intensif di Rumah Sakit
"Yang berbahaya itu yang tidak ada gejala tapi positif, ini yang bahaya, karena tidak sadar sudah menulari," kata Doni.
Selain itu, Doni berpesan untuk posko mudik juga dapat memfasilitasi penyediaan jaringan komunikasi digital.
Baca juga: Wakil Ketua BPKN Apresiasi Layanan Tol Arus Mudik Lebaran
"Berikan ruang untuk bisa berkomunikasi melalui mudik virtual, posko juga menyediakan mudik virtual ini," tambah Doni.
Peran kearifan lokal juga diharapkan mampu untuk menjadi mitigasi awal bagi para warga yang tingal di daerah rawan bencana. Oleh karna itu, masyarakat diminta untuk bertindak secara bijak menyikapi pandemi. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, silaturahmi dapat dilakukan secara virtual. Hal ini bertujuan untuk menjaga keluarga di kampung halaman serta dapat mengurangi angka penularan Covid-19.agus
Editor : Redaksi