SAMPANG (Realita) Usaha mikro adalah porsi terbesar dari struktur pelaku usaha di Indonesia. Jumlahnya mencapai 63,4 juta unit usaha dari 64,2 juta keseluruhan UMKM. Ini menjadi tantangan besar untuk mendorong usaha mikro naik kelas.
“Salah satu tantangan besar itu adalah kemampuan terhadap akses pembiayaan yang masih rendah,” kata Hariyanto, Asisten Deputi Pengembangan Kapasitas Usaha Usaha Mikro, Deputi Usaha Mikro, Kementerian Koperasi dan UKM, Kamis (29/4/2021).
Baca juga: Cawali Madiun Maidi Komitmen Majukan UMKM
Hariyanto mengatakan untuk meningkatkan akses terhadap pembiayaan perlu kemampuan menjalankan manajemen usaha yang baik. Seperti melengkapi administrasi dan pencatatan keuangan kegiatan usaha dalam segala kondisi usaha. Pelaku usaha mikro perlu memahami pengelolaan keuangan baik saat likuiditas baik maupun ketika mengalami penurunan.
Karena itu, pelatihan literasi keuangan dilakukan oleh KemenkopUKM untuk meningkatkan pengetahuan SDM usaha mikro.
“Pelatihan merupakan salah satu kunci pemberdayaan usaha mikro untuk meningkatkan kapasitas pelaku usaha mikro dalam hal pengelolaan keuangan,” kata Hariyanto.
Pelatihan literasi keuangan usaha mikro salah satunya dilaksanakan dengan tema “Pencatatan Keuangan UMKM di Tengah Pandemi Covid-19" di Sampang, Madura, Jawa Timur. Pelatihan ini ditujukan untuk membantu usaha mikro mampu melengkapi administrasi dan pencatatan keuangan saat kondisi likuiditas usaha mengalami penurunan sehingga dapat tumbuh dan berkembang kembali dalam meningkatkan produktivitas usahanya di masa Pandemi Covid-19.
Baca juga: Aplikasi Baru Bikinan China Ancam UMKM Indonesia
Tak pelak para peserta menyambut antusias pelatihan ini di tengah pengalaman mereka saat pandemi yang mengalami kesulitan.
“Pelatihan mengajarkan saya menata administrasi keuangan saya yang selama ini amburadul. Materi yang diajarkan membantu saya memperbaiki pencatatan keuangan,” kata Sohibun, pelaku usaha olahan makanan perikanan.
Testimoni yang sama disampaikan Moh Fajaruddin, pelaku usaha fotografi dan pembuat kue kering. Dia mengatakan sangat menyukai pelatihan literasi keuangan karena mendapatkan ilmu pembukuan yang pelatihan ini diharapkan para pelaku usaha mikro memiliki kemampuan membuat laporan keuangan berstandar entitas mikro, kecil, menengah (MKM) yang akhirnya dapat diakses melalui aplikasi Lamikro.
Baca juga: Afiliasi Pedagang di Lamongan Nyatakan Dukungan kepada Paslon YES - Dirham
Sementara itu Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sampang Suhartini menyampaikan masih banyak Usaha Mikro yang belum mengerti pencatatan keuangan.
"Kami menyambut baik dengan adanya pelatihan ini, dimana jumlah usaha mikro yang sebanyak 30.618 di kabupaten Sampang ini masih banyak yg belum begitu mengenal literasi keuangan", kata Suhartini pada saat pembukaan pelatihan.agus
Editor : Redaksi