MANOKWARI- Penemuan mayat RH (41) dan dua anaknya PF(5) dan AS(3) diduga karena unsur kesengajaan di BLK Sanggeng, Senin (21/2/2022).
Berdasarkan hasil visum luar, polisi menyimpulkan jika korban RH menggantung dirinya sendiri. Tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan, namun tanda-tanda orang gantung diri itu ada berupa lidah terjulur, kemudian ada lebam mayat, tampak bekas tali di leher, tampak kaku seluruh tubuh.
Baca juga: Bertengkar dengan Pacar, Gadis 18 Tahun di Medan Gantung Diri di Kos
Hal ini disampaikan Kapolres Manokwari, AKBP Parisian Herman Gultom dalam konferensi pers yang digelar di Polsek Sanggeng, Rabu (23/2/2022).
Dalam konferensi pers tersebut, polisi juga menghadirkan suami korban dan anak korban yang berusia delapan tahun. Hadir pula Kepala Suku Maluku Utara.
"Patut diduga ibunya saat itu keluar dari rumah bersama kedua anaknya maka patut diduga sang ibu menenggelamkan kedua anaknya, lalu dia menghilangkan nyawanya dengan gantung diri" tutur Kapolres, Rabu (23/2/2022).
Kronologi sebelum jenazah 3 korban ditemukan.
RH memiliki 3 orang anak MR(8), PF(5), AS(3). Menurut keterangan MR, pada Senin (21/2/2022) sekitar pukul 2 dini hari RH membangunkan anak-anaknya dan mengajak mereka keluar rumah. MR menolak ajakan ibunya. Sekitar pukul 4 pagi RH pun keluar sambil membawa PF dan AS mengendarai sepeda motornya ke pantai BLK sanggeng.
Menurut keterangan MR, ayah dan ibunya sedang berkelahi, sang ayah sudah 5 hari tidak pulang ke rumah.
Sekitar pukul 07.00 WIT, ada saksi yang menggunakan perahu melihat RH sedang mondar-mandir.
"Saksi baru mengetahui pada pukul 09.00 WIT bahwa yang mondar-mandir merupakan korban yang ditemukan meninggal," urai Kapolres.
Baca juga: 4 Hari Tak Keluar Kamar, Mahasiswi Cantik Ditemukan Tewas Tergantung
Kapolres mengungkapkan, korban sempat bercakap-cakap dengan sang suami melalui handphone.
"Setelah kita melakukan komunikasi, memang benar ada komunikasi pada jam tujuh, hasil percakapan berdasarkan keterangan suami, korban bertanya apakah dia tidak mau pulang, lalu suaminya menjawab silahkan datang ke Sowi bawa anak-anak, kalau saya tidak mau pulang," tutur Kapolres.
Korban saat itu mengatakan kepada suaminya bahwa ada pihak bank yang meminta tanda tangan saksi, hal ini terkait pengajuan kredit yang dilakukan oleh korban.
"Sang suami mengatakan akan tanda tangan namun untuk pulang ke rumah, dia tidak mau" kata Kapolres.
M
Baca juga: Seorang Ibu dan Anak Tewas Bunuh Diri di Karawang, 1 Anak Lainnya Lolos
Saat itu, RH sempat mengancam suaminya.
"Kalau tidak pulang, saya akan membunuh anak-anakmu dan saya gantung diri, lalu percakapan di handphone dimatikan," kata Kapolres.
Berdasarkan keterangan suami RH, dia dan istrinya kerap bertengkar
"Kalau dia telpon untuk bunuh diri itu sudah berulang-ulang, bahkan sejak dari Ternate pun dia sering melakukan hal itu, jadi saya anggap itu biasa saja karna sudah berulang-ulang. Saat dia telepon ancam bunuh diri saya anggap itu humor," kata sang suami.
Dikatakan juga, almarhumah memiliki beberapa hutang di bank dan jasa koperasi simpan pinjam.
Editor : Redaksi