Banyuwangi Championship Pencak Silat, Siswa Asal Malang Raih 2 Emas dan 1 Perak

realita.co
Para siswa asal Kabupaten Malang peraih medali di Banyuwangi Championship Pencak Silat. (Foto: Istimewa).

BANYUWANGI (Realita)- Dalam Event Banyuwangi Championship Pencak Silat yang digelar di Gedung Olahraga (GOR) Tawangalun, Kabupaten Banyuwangi, Selasa (22/03) kemarin, siswa-siswi asal Kabupaten Malang berhasil sabet dua medali emas, satu medali perak dan satu medali perunggu. 

Mereka adalah Mohammad Salman Mika Amrullah juara 1 kategori usia dini putra-mini, Adzkia Rajwa Pahlevi juara 1 usia dini-A, Ibnu Syddad Abqori Ongko Widjoyo juara 2 usia dini putra-A dan Mohammad Aimar Azka Amrullah mendapat medali perunggu. Keempatnya merupakan siswa dan siswi Sekolah Al-Uswah Singosari, Kabupaten Malang. 

Baca juga: MTsN 1 Jombang Madrasah Inspirasi, Bertabur Prestasi

Mohammad Azmi Amrullah, orang tua dari Mohammad Salman Mika Amrullah, peraih juara 1 kategori usia dini putra-mini dan Mohammad Aimar Azka Amrullah, mengaku sangat bangga dengan prestasi yang diraih anaknya tersebut. 

"Ini adalah event besar pertama yang diikuti anak kami. Namun sudah mendapat prestasi yang luar biasa. Kalau anak kami sendiri, di sekolah sudah berlatih selama dua tahun, akan tetapi terjun ke gelanggang di kejuaraan baru kali ini," ungkapnya. 

Azmi juga mengatakan, anaknya dapat menjuarai kategori usia dini anak berumur 8 tahun, melalui group pencak silat Tapak Suci Jolotundo asal Surabaya, lantaran di sekolahnya tidak mengeluarkan kontingen secara mandiri. 

"Kali ini, anak kami bergabung group silat asal Surabaya, Tapak Suci Jolotundo, karena sekolah tidak mengeluarkan kontingen secara mandiri. Tapi saya ucapkan banyak terimakasih kepada pihak Sekolah Al-Uswah, karena sudah memfasilitasi anak kami dalam berlatih selama ini," katanya. 

Ke depan, Azmi mendorong agar sekolah Al-Uswah Singosari mengeluarkan kontingen secara mandiri. 

"Hal ini penting, karena bisa mewakili sekolah, bahkan mengharumkan nama Kabupaten Malang di tingkat Jawa Timur atau Nasional," katanya. 

Di tempat yang sama, Randy Reza Pahlevi yang merupakan orang tua dari Adzkia Rajwa Pahlevi juga mendorong pihak sekolah mengeluarkan kontingen secara mandiri. 

"Sebanyak empat orang anak berasal dari Sekolah  Al-Uswah Singosari, Kabupaten Malang yang berangkat ke Banyuwangi. Sekolah kami sudah mendukung dan memfasilitasi, akan tetapi besar harapan kami harus mampu mengeluarkan kontingen secara mandiri. Kami yakin dengan empat orang siswa dari Al-Uswah bisa meraih medali, apalagi diikuti oleh kontingen sekolah kami sendiri. Tidak menutup kemungkinan bisa banyak medali yang bisa diraih," ujarnya. 

Baca juga: Haul Eyang Suro, Ribuan Pesilat SH Winongo Hitamkan Aloon-Aloon Ponorogo

Sedangkan, Naning Suci Wulandari selaku orang tua dari Ibnu Syddad Abqori Ongko Widjoyo menyampaikan, akan terus bersemangat untuk mengikuti event-event besar berikutnya. 

"Kami akan terus semangat berlatih dan akan mengikuti kejuaraan besar berikutnya. Khususnya di Malang," ungkapnya. 

Sementara, Ketua Event Championship Banyuwangi Pencak silat, Romy Ardiansyah mengatakan, bahwa kejuaraan ini tujuannya memperkenalkan olahraga pencak silat di Indonesia yang dianggap sebagai olahraga tradisional dan dianggap sebelah mata. Padahal, kata Romy, olahraga pencak silat ini adalah olahraga yang bernilai jual dan bergengsi. 

"Secara keseluruhan, kami sudah menggelar sebanyak event 18 kali di Indonesia, yaitu Pulau Jawa dan Bali. Peminatnya sangat bagus. Seperti saat ini di Banyuwangi diikuti 2100 peserta, yang kebanyakan pesertanya dari Banyuwangi sendiri. Namun karena ini open tournament, maka juga ada peserta dari luar kota seperti Surabaya, Jember, Situbondo, Bandung, bahkan Bali," ujarnya. 

Sedangkan para peserta dalam kejuaraan ini, kata Romy Ardiansyah, adalah pesilat pemula yang terdiri dari beberapa kategori, yaitu Pra Usia Dini/SD 8 tahun, Usia Dini/SD 9-10 tahun, Usia Dini/SD 11-12 tahun, Pra Remaja, Remaja, Dewasa dari perguruan silat, sekolah dan pondok pesantren untuk usia dini/SD, pra remaja/SMP/SMA/SMK dan Mahasiswa.

Baca juga: Kabupaten Kotabaru Jadi Tempat Penyelengaraan Singapore - Indonesia Youth Leadership Programme 2024

Selain itu, ia menjelaskan, bahwa pihak kerjasama yang terlibat adalah Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI), Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI), Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Jawa Timur, IPSI Banyuwangi, KONI Banyuwangi dan Dinas Pemuda dan Olahaga (Dispora) Banyuwangi. 

"Setelah ini akan menggelar event ke Magelang, lalu Banten, kemudian ke Bali. Dengan harapan, olah raga pencak silat disenangi oleh banyak masyarakat luas," kata Romy. 

Lebih jauh, Romy juga menuturkan, bahwa dalam kejuaraan yang digelar selama dua hari mulai Senin 21 Maret hingga Selasa 22 Maret 2022 tersebut, menggunakan sistem pemasalan. Dengan memperkenalkan pencak silat terhadap pemula. 

"Jadi kita memperkenalkan pencak silat dari usia dini. Orang mengenal silat itu tidak usia dini, tapi SMP dan SMA baru bergabung silat. Dan sistem pemasal adalah pemula yang baru terjun ke gelanggang. Dengan begitu mereka belajar dan berani terjun ke lapangan. Tak hanya itu, semua peserta yang kalah bertanding juga mendapatkan medali, agar bersemangat ketika kembali ke daerahnya," pungkasnya.mad

Editor : Redaksi

Politik & Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru