PONOROGO (Realita)- Merebaknya wabah Hepatitis Akut yang berujung kematian 3 anak di wilayah Jakarta, membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo mulai mewaspadai wabah Hepatitis mesterius ini.
Peningkatan deteksi dini pun dilakukan pada gejala hepatitis yang mengarah ke hepatitis akut seperti, gejala kuning, sakit perut,muntah-muntah, diare mendadak,buang air kecil berwarna teh tua, buang air besar berwarna pucat, kejang dan penurunan kesadaran.
Baca juga: Pemkot Madiun Tekan Stunting dan Hepatitis Akut Melalui Program Kakek-Nenek Asuh
Hal ini diungkapkan, Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo Dr. Mitha Ferdiana membenarkan hal ini. Ia mengakui peningkatan kewaspadaan terhadap wabah Hepatitis Akut yang banyak menyerang usia balita ini, sesuai intruksi dari Dinas Kesehatan Provinsi Jatim.
" Iya jadi kita waspada saat ini. Deteksi dini gejala-gejala Hepatitis yang mengarah ke Hepatitis akut kita awasi," ujarnya, Senin (09/05/2022).
Baca juga: Hepatitis Bisa Sebabkan Kerusakan Hati, Jangan Remehkan Gejala Awal
Kendati demikian, Ia mengaku di Ponorogo hingga kini belum ada kasus suspek maupun positif Hepatitis Akut. Selain perlu pemeriksaan mendalam di Laboratorium.
" Jadi pendeteksianya per diagnosis mendalam. Serta pemeriksaan di Laboratorium, apakah ini karena Hepatitis atau bukan. Intinya, kalau ada gejala-gejala yang mengarah ke sana kita ambil sampelnya kita kirim ke laboratorium untuk diperiksa. Sampai saat ini di Ponorogo belum ada kasusnya," ungkapnya.
Baca juga: Hepatitis Akut Kemungkinan Ada Kaitannya dengan Covid 19
Namun ia meminta warga tidak perlu cemas. Pihaknya pun menghimbau agar masyarakat meningkatkan Pola Hidub Bersih dan Sehat (PHBS), serta protokol kesehatan, diantaranya tidak makan di warung dan restoran yang kurang bersih, rajin mencuci tangan dengan sabun, dan memakai masker.
" Karena virus ini bisa menular dengan media piring, gelas dan sendok dan mencuci tangan pakai sabun serta menggunakan masker khususnya untuk anak karena rawan tertular," pungkasnya.znl
Editor : Redaksi