MADIUN (Realita) - Geliat ekonomi di Kota Madiun terus meningkat meski dua tahun belakangan, pandemi Covid-19 melanda negeri ini. Hal itu tidak lepas dari upaya Pemkot Madiun didalam menggerakkan roda perekonomian melalui Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM). Bahkan hadirnya lapak UMKM di masing-masing kelurahan, memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk berwisata sambil berbelanja.
Walikota Madiun, Maidi mengatakan, meski pembangunan lapak UMKM disetiap kelurahan telah rampung dikerjakan, namun saat ini terus disempurnakan. Apalagi saat ini pemerintah telah melonggarkan kebijakan penggunaan masker di tempat terbuka. Kelonggaran itu akan dimanfaatkan Pemkot, agar sektor ekonomi terus meningkat.
Baca juga: Tiba-tiba Mbah Kuri Ponorogo Datangi Rumah Bacawali Madiun Maidi
“UMKM pasti (kita libatkan), karena kita gas ekonomi. Jadi semuanya kita gerakkan khususnya UMKM karena merupakan tulang punggung ekonomi sehat, ekonomi fresh itu yang kita duhulukan,” katanya belum lama ini.
Maidi menegaskan, saat ini merupakan momentum yang tepat untuk kembali membangkitkan sektor ekonomi. Hal itu sekaligus menjadi titik balik karena lebih dua tahun belakangan terpuruk dampak pandemi Covid-19. Apalagi memperingati Hari Jadi ke-104 Kota Madiun, 20 Juni mendatang, dipastikan akan banyak pengunjung yang datang ke Kota Pendekar karena banyaknya rangkaian acara yang digelar.
Namun demikian, keramaian yang ada akan terus dikendalikan agar masyarakat tidak euforia berlebihan. Disatu sisi pihaknya juga telah menginstruksikan petugas terkait untuk mengawasi penerapan protokol kesehatan (prokes) masyarakat, utamanya di tempat-tempat yang ditengarai ramai pengunjung.
“Kita bangkit di segala bidang. Tapi keramaian ini jangan sampai membawa masalah baru,” terangnya.
Sementara itu, menyangkut dengan tingkat kepatuhan masyarakat Kota Madiun terhadap penerapan prokes, Badan Pusat Statisik (BPS) Kota Madiun mencatat cukup baik.
Baca juga: Bapelitbangda Sosialisasikan RPJPD Kota Madiun 2025-2045
Rata-rata tingkat kepatuhan untuk melaksanakan perilaku 5M mencapai lebih 75 persen sebagaimana hasil survei perilaku masyarakat pada masa pandemi (SPMPMP) Covid-19, pada 16-25 Februari lalu.
Kepala BPS Kota Madiun, Dwi Yuhenny mengatakan, survei tersebut melibatkan 1.805 responden. Hasilnya, sebagian besar patuh terhadap anjuran pemerintah. Dari lima prokes yang ada, paling rendah kepatuhannya adalah mengurangi mobilitas dengan prosentase 75,57 persen.
“Yang paling patuh adalah tentang penerapan prokes pada pemakaian masker dengan prosentase 89,42 persen. Sedangkan yang paling rendah adalah mengurangi mobilitas,” katanya, Senin (23/5/2022).
Untuk prokes lain, seperti mencuci tangan atau menggunakan handsanitizer prosentasenya 83, 42 persen. Selanjutnya menjauhi kerumunan 79,34 persen dan menjaga jarak 77,84 persen.
Baca juga: Kejaksaan Negeri Kota Batu Berikan Paparan Terkait Hukum kepada Pelaku UMKM
Heny menjelaskan, berdasarkan hasil survei yang dilakukan petugas, motivasi utama menerapkan prokes adalah kesadaran untuk melindungi diri sendiri dan orang lain. Prosentasenya mencapai 91,36 persen. Berikutnya 6,04 persen menaati peraturan yang berlaku serta 0,89 persen menghargai orang di sekitar.
Sementara ada sejumlah faktor yang menyebabkan masyarakat tidak menerapkan prokes. Prosentase tertinggi adalah jenuh dengan kondisi pandemi Covid-19 mencapai 66,20 persen. Berikutnya 45,76 persen merasa tidak nyaman, 30,69 persen responden menyatakan situasinya sudah aman, selebihnya terpengaruh berita hoax hingga aparat, pemimpin maupun tokoh masyarakat tidak memberi contoh.adv
Editor : Redaksi