PONOROGO (Realita)- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo kembali menggelar bedol pusaka, yang diarak dari Pringgitan (Rumah Dinas Bupati) menuju komplek pemakaman Betoro Katong di Kelurahan Setono Kecamatan Jenangan, Jumat (29/7/2022) dini hari.
Tiga pusaka itu yakni, pusaka payung "songsong tunggul nogo", tombak "tunggul wulung" dan tambang atau sabuk "cinde puspito". Ratusan Bregada ( pengawal.red) mengawal bedol tiga pusaka Ponorogo yang berusia ratusan tahun itu, untuk dikirap sejauh 5 kilometer menuju makam Betoro Katong.
Baca juga: Suro di Madiun Jadi Atensi Khusus, Perguruan Silat Diimbau Patuh Aturan
Dengan berjalan kaki tanpa alas, dan menggunakan obor sebagai penerang, sebanyak 150 Bregada ini mengawal prosesi bedol pusaka yang digelar untuk menyambut 1 Suro (1 Muharam) tersebut.
Pengurus Pakasa Gerbang Tinatar Ponorogo Ngabehi Agus Suyono Resobuduyo mengatakan, bedol pusaka ini sebagail simbol mempringati perpindahan pemerintahan Ponorogo yang dulunya berada di Kota Lama di Kelurahan Setono (Pasar Pon.red).
" Jadi ini napak tilas atay simbolis prosesi perpindahan pemerintahan. Tiga pusaka ini diboyong ke Kota Lama, yang kemudian esoknya akan diboyong lagi ke Kota Tengah atau Pringgitan ini," ujarnya.
Baca juga: Jadi Event Baru Grebeg Suro, Pasar Senggol Ponorogo Diserbu Warga
Agus menerangkan, sejak ratusan tahun setiap bedol pusaka, para Bregada selalu mengawal prosesi ini. Dimana kali ini melibatkan unsur bregada pemerintahan kota lama, bregada panah dan bregada drumband.
" Jadi para pengawal atau bregada ini datang dari unsur pemerintahan Ponorogo lama, dimana ada pemerintahan Tajuk, Bantarangin, Pedaten. Dimana ini juga napak tilas pemerintahan Ponorogo terdahulu, sebelum ngumpul jadi satu di Kota Tengah ini," ungkapnya.
Baca juga: Diguyur Hujan, Pembukaan Grebeg Suro 2024 Dipadati Penonton
Sementara itu, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko yang mengikuti langsung proses bedol pusaka berharap, dengan dikirapnya pusaka keramat Bumi Reyog ini dapat membawa energi positif untuk Ponorogo. Khususnya Grebeg Suro kali ini membawa dampak positif bagi masyarakat.
" Kita menuruskan spirit pembangunan para leluhur kita. Kami ingin Ponorogo bangkit secara ekonomi, tidak meninggalkan budaya, tidak meninggalkan warisan leluhur. Tetapi kami ingin dengan warisan adi luhung leluhur ini kami ingin membangun berbasis budaya, ini keren banget," pungkasnya. znl
Editor : Redaksi