PONOROGO (Realita)- Pasca munculnya rekomendasi tim Pusat Vulkanologi, Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) tentang bahaya longsor susulan Gunung Banyon, dan percepatan relokasi (pemindahan.red) 20 rumah warga yang berada di lereng gunung. Pemerintah Desa (Pemdes) Talun Kecamatan Ngebel dan warga setempat secara swadaya mempercepat proses relokasi warga terdampak.
Dari data di Pemdes Talun tercatat, bengkok desa seluas 3.600 persegi di RT 1 RW 1 Dukuh Sidomukti Desa Talun, dipilih menjadi lahan baru untuk Hunian Sementara (Huntara) 260 warga RT 1, 2, 3 Dukuh Krajan yang terancam amblas akibat longsor Gunung Banyon ini.
Baca juga: Gantikan Giri 2 Bulan, Pjs Bupati Ponorogo Lanjutkan Program Prioritas
Kepala Desa (Kades) Talun Waroto mengatakan, saat ini proses perataan lahan untuk Huntara warga 3 RT Dukuh Krajan sudah selesai dilakukan. Lokasi baru ini sendiri berjarak 3 kilometer dari rumah lama mereka.
" Lahan relokasi ada di bengkok desa di Dukuh Sidomukti. Nanti rumahnya semi permanen karena sifatnya hanya Huntara," ujarnya, Senin (14/11/2022).
Baca juga: Ingatkan Netralitas Jelang Pilkada, Pjs Bupati Ponorogo: ASN Jangan Bikin Kelompok Politik
Waroto mengaku, saat ini proses perpindahan warga Dukuh Krajan ini masih didanai swadaya warga, lantaran bantuan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo belum turun.
" Ini masih swadaya masyarakat. Soalnya ingin cepat pindah. Ada yang nyumbang Kasebot, Genting, Kayu dan lain-lain. Kalau bantuan relokasi dari Pemkab belum ada, tapi terus kami ajukan," ungkapnya.
Baca juga: Sugiri Cuti 2 Bulan, Pemprov Jatim Tunjuk Joko Irianto Jadi Pjs Bupati Ponorogo
Diketahui sebelumnya, 260 warga dua RT di Dukuh Krajan Desa Tulun Kecamatan Ngebel terpaksa mengungsi dari rumahnya. Hal ini dipicu longsornya lereng Gunung Banyon, yang berada tepat di belakang permukiman. Longsornya Gunung Banyon sendiri dipicu fenomena tanah gerak yang tergerus hujan intensitas tinggi yang terjadi di wilayah ini. znl
Editor : Redaksi