MADIUN (Realita) – Tahapan pengadaan ribuan laptop bagi siswa SD dan SMP negeri di Kota Madiun mulai dibahas. Setelah meminta pendampingan dari Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Madiun, Dinas Pendidikan (Dindik) setempat mengundang penyedia jasa untuk memaparkan ketersediaan produk, kesiapan, spesifikasinya, hingga kesanggupan memenuhi pesanan ribuan laptop, Jumat (9/12/2022).
“Paparannya terkait juga dengan kebutuhan kami yang sejumlah 9.452 unit. Sehingga dari vendor-vendor itu mampu atau tidak memenuhi kebutuhan kami,” kata Kepala Dindik Kota Madiun, Lismawati usai mengadakan rapat bersama vendor di Ruang Adiwiyata Timur Kantor Dindik, Jumat (9/12/2022).
Baca juga: Dewan Sidak Laptop, Harap Siswa Gunakan Dengan Maksimal
Dari enam penyedia jasa yang telah kontrak konsulidasi dan terdaftar di LPSE e-Katalog, hanya empat vendor yang hadir dalam acara pemaparan laptop produk dalam negeri (PDN). Yakni Supertone (SPC), Teradata(Axioo), Acer Indonesia, dan Zyrex. Sedangkan Libera dan Advance tidak hadir. Lismawati mengaku, pihaknya tidak ingin terjadi kegagalan untuk kedua kalinya dalam pengadaan ribuan unit laptop.
“Termasuk garansinya bagaimana, service centernya di Madiun ada nggak. Itu menjadi poin yang harus disampaikan ke kami. Sehingga kami benar-benar memastikan bahwa mereka itu mampu memenuhi kebutuhan kami,” ujarnya.
Dari hasil pemaparan penyedia jasa tersebut, nantinya akan dikaji bersama tim terkait. Selanjutnya baru ditentukan sesuai kebutuhan pemkot. Karena tidak semua vendor mampu menyediakan ribuan unit laptop dalam waktu 100 hari kalender. Setelah ditentukan penyedia jasanya, barulah vendor tersebut melengkapi kebutuhan yang diminta.
“Dari yang paparan ini ada yang masuk kualifikasi sehingga kita tidak menunggu lagi, supaya tidak terjadi kejadian seperti tahun lalu. Kita benar-benar cek yang barangnya sudah ada di Indonesia, tidak impor lagi,” katanya.
Baca juga: Walikota Madiun Bagikan Ribuan Laptop Gratis pada Siswa
Untuk pengadaan ribuan laptop ini, lanjut Lismawati, pemkot melakukan persiapan jauh-jauh hari. Alasannya memberikan waktu bagi penyedia jasa untuk menyediakan ribuan laptop yang dibutuhkan pemkot, sehingga tidak mepet seperti pengadaan tahun lalu.
“Jadi sebelum Desember ini habis, kita harus sudah memilih (penyedia jasa.red). Sesuai yang disampaikan PPK bahwa kontrak dilakukan setelah dokumen pelaksanaan anggaran jadi, yaitu targetnya Januari sudah tanda tangan kontrak,” tandasnya.
Sekedar untuk diketahui, Pemkot Madiun telah merealisasikan sebanyak 5.425 unit laptop kepada siswa kelas V dan VIII sekolah negeri di Kota Madiun pada tahun 2020 lalu. Kemudian di tahun berikutnya, Pemkot Madiun memesan sebanyak 4.880 unit laptop. Namun saat pesanan datang, ternyata tidak sesuai spesifikasi. Sehingga dengan tegas Pemkot menolak seluruh pesanan tersebut, dan hingga kini kasusnya masih di meja Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Surabaya.
Baca juga: Dindik Kota Madiun Ancam Kembalikan Laptop Tidak Sesuai Spek
Menginjak tahun 2022, pengadaan urung dilakukan lantaran terkendala waktu. Dan tahun 2023 mendatang, direncanakan total pengadaan laptop sebanyak 9.452 unit dengan anggaran total sebesar Rp 53,2 miliar.
Nantinya, ribuan unit laptop itu bakal didistribusikan ke sejumlah siswa SD-SMP negeri di Kota Madiun. Perinciannya, 1.753 unit untuk kelas IV dan 1.847 unit untuk kelas V. Kemudian, 2.709 unit untuk kelas VII dan 2.739 untuk kelas VIII. Lalu, 173 unit untuk guru kelas IV dan VII. Sedangkan guru kelas VI dan VIII sebanyak 179 unit. Pemkot Madiun nantinya menerapkan sistem pinjam pakai. paw
Editor : Redaksi