MADIUN (Realita) - Ribuan laptop yang rencananya digunakan untuk siswa/siswi SD dan SMP di Kota Madiun telah datang di Kantor Dinas Pendidikan (Dindik) setempat. Saat ini, sebanyak 9.400 laptop tersebut masih dilakukan pengecekan spesifikasi oleh tim dari Politeknik Negeri Madiun (PNM).
Kepala Dinas Pendidikan Kota Madiun, Lismawati mengatakan, pihaknya mengancam bakal mengembalikan laptop tersebut jika nantinya ditemukan ada yang tidak sesuai spesifikasi. Pasalnya sesuai dengan perjanjian awal, spesifikasi yang diberikan harus bisa dipenuhi oleh rekanan.
Baca juga: Dewan Sidak Laptop, Harap Siswa Gunakan Dengan Maksimal
"Saat ini proses pengecekan. Kalau memang tidak sesuai spek ya kami kembalikan. Kami tegas. Tidak mau jika tidak sesuai spek yang tertera di kontraknya," katanya, Jumat (10/3/2023).
Menurutnya, butuh waktu sekitar dua minggu untuk proses pengecekan. Lantaran, pengecekan tidak dilakukan secara sampling. Melainkan satu per satu unit. Setelah semuanya selesai dan dinyatakan sesuai spesifikasi, barulah proses pendistribusian ke masing-masing sekolah.
"Untuk laptop 9.400 unit dipergunakan untuk siswa SD kelas 4 dan kelas 5. Kemudian untuk SMP kelas 7 dan 8," ujarnya.
Sebenarnya, ada enam vendor yang telah terdaftar di LPSE e-Katalog. Mulai dari Supertone (SPC), Teradata (Axioo), Acer Indonesia, Zyrex, Libera, dan Advance. Namun dengan berbagai pertimbangan, Dindik akhirnya memilih Acer sebagai pemenang pengadaan laptop yang bernilai Rp 53,2 miliar tersebut. Pertimbangan itu diantaranya, spesifikasi teknis yang ditawarkan sesuai keinginan Pemkot Madiun. Kemudian, kesanggupan memenuhi ribuan unit laptop yang dibutuhkan Dindik, serta dari sisi layanan seperti adanya garansi, servis center di Kota Madiun, ketersediaan spare part di Indonesia serta penggunaan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) yang cukup tinggi.
Baca juga: Walikota Madiun Bagikan Ribuan Laptop Gratis pada Siswa
"Garansinya dua tahun spare part, dan tiga tahun layanan servis yang ada di Kota Madiun," tambah Lismawati.
Sementara itu, koordinator tim dari PNM, Ardian Prima Atmaja mengaku, pihaknya diminta Dindik untuk mengecek seluruh laptop yang nantinya akan digunakan untuk siswa. Pengecekan itu bertujuan untuk memastikan setiap laptop sesuai spesifikasi yang dibutuhkan pemkot.
“Dari 9.400-an laptop itu speknya kita ambil menggunakan sistem, kemudian kita laporkan. Kita hanya memeriksa spek, terdiri storage dalam hal ini media penyimpanan data atau file, kemudian memori, operating system (OS) dan ada beberapa,” terangnya.
Baca juga: 2.100 Remaja Putus Sekolah Disekolahkan Gratis Pemkab Ponorogo Tahun Ini
Seperti diketahui, pengadaan laptop kali sedikit berbeda dengan sebelumnya. Sebanyak sembilan ribu lebih laptop itu berupa chromebook. Chromebook adalah komputer jinjing yang menjalankan sistem operasi ChromeOS buatan Google. Disamping itu pengadaan 9.400 unit laptop kali ini Pemkot Madiun menggandeng PT Acer Indonesia sebagai produsen.paw
Editor : Redaksi