Seleksi Pengusulan UCCN, Ponorogo Jadi yang Pertama dan Terbaik

realita.co
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko didampingi anggota asistensi dan fokal point saat memaparkan Dossier UCCN Ponorogo dihadapan Pansel.

PONOROGO(Realita)- Usai menyerahkan Dossier pengajuan Unesco Creative City Network (UCCN) ke Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pada 15 Mei lalu,  Kabupaten Ponorogo akhirnya resmi mengikuti tahap seleksi pengajuan kota kreatif dunia yang dilakukan oleh Panitia Seleksi Nasional (Panselnas) di Gedung Sapta Pesona Kemenparekraf RI, Jumat (26/05/2023). 

 

Baca juga: Urai Polemik One Way, Bupati Ponorogo Kembalikan Jadi Dua Arah Lagi

Dalam tahapan paparan dan klarifikasi Dossier pengusulan UCCN itu, Kabupaten Ponorogo menjadi yang pertama tampil, lalu diikuti Kabupaten Bantul, Bitung, Surakarta, Salatiga, dan Depok. Tak tanggung-tanggung Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko sendirilah yang langsung memaparkan Dossier Ponorogo untuk kategori City Of Craft and Folk Arts, didampingi 4 tim asitensi dan focal point. 

 

Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf Fransiskus Xaverius Teguh mengaku bangga dengan paparan dalam Dossier yang diberikan, karena materi yang diberikan sangat bagus. Ia pun meminta Pansel untuk objektif terhadap penilaian yang diberikan. 

 

" Dossier yang diberikan dari 6 kabupaten kota ini semua bagus-bagus. Kami juga berharap Pansel objektif. Sehingga dalam memberikan penilaian berdasarkan fakta dan data," ujar penanggung jawab pelaksanaan kegiatan ini. 

 

Sementara itu, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko mengaku kendati tidak tidur semalaman akibat padatnya jadwal, namun ia dapat tampil fresh dan bersemangat saat memaparkan Dossier pengajuan UCCN Ponorogo dihadapan Pansel. Pasalnya, hal itu merupakan penyemangat dan memotifasi tubuhnya untuk tidak lagi lelah walau baru tiba di Jakarta langsung disambut paparan Dossier.

 

Baca juga: 3 Minggu Sumbang PAD Ponorogo Rp 360 Juta, Pasar Malam Aloon-Aloon Diperpanjang

" Kebetulan kami sedang Fresh walau kami tidak tidur baru datang dari Ponorogo jam 12 malam langsung cuci muka di pom bensin langsung masuk keruang paparan," akunya. 

 

Sugiri mengungkapkan, dalam sesi klarifikasi dan diskusi Dossier, Pansel banyak memcecar pertanyaan seputar upaya mempertahankan apa yang ada di Dossier, dampak reog terhadap pertumbuhan ekonomi, kolerasi  SDGs, dan anggaran penunjang, serta supporting-supporting lainnya. 

 

"  Mudah-mudahan karena masih fresh bisa dinilai dengan objektif dan kemudian kita berdoa agar Ponorogo yang kita cintai lolos," akunya. 

Baca juga: Soal Joglo Anies Baswedan, Ini Jawaban Pemkab Ponorogo

 

Ia berharap, Pansel yang memiliki latar belakang keilmuan yang bagus dapat menilai secara objektif dan kongkrit yang terjadi dilapangan, dan bukan hanya berdasarkan paparan yang disampaikan. Karena dengan waktu pemaparan yang hanya 30 menit, pasti tidak maksimal saat penyampaiannya. 

 

" Optimisme tidak dipandang dengan bagaimana saya memaparkan kalau dinilai dari paparan saya barang kali tidak terlalu baik, tapi orang bisa merasakan Reog itu seperti apa dimana mana ada Reog, bahkan menjadi inspirasi budaya kemudian diseluruh daerah depertontonkan Reog yang mengundang banyak pedagang dan itu keren. Membuat kabupaten menjadi damai dan semua golongan mau menerima  Reog dan mengupayakan menghidupi Reog, kalau melihat itu pansel pasti akan menilai dari hal kongkrit seperti itu," pungkasnya. znl

Editor : Redaksi

Politik & Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru