SURABAYA (Realita)-Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi terus melakukan berbagai upaya dan inovasi untuk melayani pasien Covid-19, termasuk ketika pasien itu meninggal. Yang terbaru, Pemkot Surabaya menyiapkan pemulasaran jenazah sendiri hingga menambah lahan pemakaman di TPU Keputih.
Kebijakan ini dilakukan setelah Wali Kota Eri mendengar bahwa pemulasaran jenazah di salah satu rumah sakit di Surabaya harus antri lama. Bahkan, ada yang antri sampai 20 jam. “Mendengar informasi itu saya kaget betul. Makanya, saya langsung ambil keputusan bahwa khusus untuk warga Surabaya, pemulasaran jenazahnya bisa dilakukan di Keputih ini,” kata Wali Kota Eri saat meninjau persiapan pemulasaran jenazah di TPU Keputih, Selasa (29/6/2021).
Baca juga: Wujudkan Generasi Emas, Wali Kota Eri Resmikan TPA Gemass
Menurutnya, Pemkot Surabaya sudah menyiapkan berbagai kebutuhan untuk pemulasaran jenazah itu, mulai dari modinnya dan pemandiannya beserta kebutuhan lainnya. Bahkan, ia juga bersyukur untuk umat islam, dari NU dan Muhammadiyah sudah menyiapkan orang-orang yang mempunyai kemampuan untuk merawat jenazah itu.
“Teman-teman Dinsos juga sudah menyiapkan semuanya. Alhamdulillah PCNU dan Muhammadiyah juga sudah menyiapkan orang-orangnya yang mempunyai kemampuan untuk memandikan jenazah itu. Jadi, mulai dimandikan, disalati dan dimakamkan bisa dilakukan di sini, sehingga tidak perlu jauh-jauh nanti,” tegasnya.
Sedangkan bagi yang non-muslim, Eri juga memastikan sudah menyiapkan semuanya, termasuk petinya sudah dipersiapkan oleh Pemkot Surabaya. Bahkan, ia juga mengaku sudah menyiapkan petugas khusus untuk merawat jenazah laki-laki dan perempuan.
“Inilah yang bisa dilakukan untuk warga Kota Surabaya, karena saya tidak rela lah mau dimandikan saja antrinya sampai 20 jam. Dan pemulasaran ini nanti melayani 24 jam,” ujarnya.
Baca juga: Stand Baru Pasar Dupak Rukun Surabaya Segera Dibangun, Ditarget Rampung Akhir Desember 2024
Selain itu, Eri juga memastikan bahwa Pemkot Surabaya juga menambah lahan pemakaman khusus Covid-19 di TPU Keputih. Meskipun dia sangat berharap penambahan lahan pemakaman itu tidak digunakan oleh warga, karena dia tidak ingin ada korban lagi akibat Covid-19.
“Jadi, ini sifatnya antisipasi, karena kemarin saja yang dimakamkan sesuai protokol kesehatan totalnya sekitar 40-an. Tapi mereka itu ada yang memang pasti Covid-19 dan ada pula yang suspect, gejalanya Covid-19 tapi belum sempat diambil sampelnya sudah meninggal, sehingga kami tetap memakamkan mereka dengan protokol kesehatan Covid-19,” kata dia.
Berdasarkan data yang dimiliki pemkot, selama bulan Juni 2021 ini, jenazah yang dimakamkan sesuai protokol kesehatan (prokes) Covid-19 memang sangat banyak. Data per tanggal 27 Juni 2021, jenazah yang dimakamkan sesuai prokes sebanyak 490, baik yang dimakamkan di TPU Keputih, Babat Jerawat, dan Kremat.
Baca juga: Hidupkan Kawasan Wisata, Pemkot Surabaya Buka Ribuan Lapangan Kerja
Dalam seminggu terakhir ini, pemakaman sesuai prokes itu meningkat, bahkan sempat sehari mencapai 67 jenazah, meskipun yang dimakamkan itu tidak semuanya positif Covid-19, karena ada pula yang suspect tapi juga dimakamkan sesuai prokes.
Eri memastikan bahwa sudah waktunya warga Surabaya bangun dari tidurnya yang mulai abai terhadap protokol kesehatan. Kini, sudah waktunya memperketat kembali protokol kesehatan karena kondisi Surabaya sudah sangat mengkhawatirkan lonjakan kasusnya.
“Makanya, saat ini Pemkot Surabaya mengeluarkan semua kemampuannya semaksimal mungkin untuk membantu masyarakat Surabaya. Kita lakukan semuanya demi warga Surabaya,” pungkasnya.nov
Editor : Redaksi