SURABAYA (Realita) - Dalam rangka meningkatkan sinergi antar Bank Pembangunan Daerah (BPD) seluruh Indonesia, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) pada Kamis (9/11/2023) kemarin menyelenggarakan forum Treasury Talk di Ballroom The Westin Surabaya.
Kegiatan dengan tagline Synergy Drives Business Forward ini dihadiri perwakilan Asbanda, BPD seluruh Indonesia, Bloomberg, serta beberapa nasabah prioritas Bank Jatim.
Baca juga: Bank Jatim dan Bank Sultra Resmi Jalin Sinergitas KUB
Direktur Keuangan, Treasury & Global Services Bank Jatim Edi Masrianto mengatakan, acara diskusi dan pertemuan interaktif dari berbagai pihak ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman mengenai strategi pengelolaan keuangan perusahaan, mengatasi risiko keuangan, dan mengoptimalkan kinerja treasury.
”Mengingat sensitifitas treasury sangat besar dalam perubahan kondisi ekonomi global, kebijakan keuangan pemerintahan, dan beberapa issue penting lainnya, maka diperlukan kolaborasi dari berbagai pihak. Maka dari itu, kami berinisiatif menyelenggarakan forum Treasury Talk ini,” kata Edi.
Selain Edi yang memaparkan BPD Jatim on Transaction: Treasury and Trade Finance 2023, event ini juga dihadiri pembicara-pembicara expert di bidangnya. Mereka diantaranya R. Achmad Rayadi dari Departemen Pengelolaan Moneter (DPM).
Terus juga ada Dopul Rudy Tamba dari Departemen Pengembangan Pasar Keuangan (DPPK) Bank Indonesia selaku pemangku regulator perbankan di tanah air yang berbagi informasi tentang Perkembangan Terkini Pasar Repo dan Pasar Sekunder SRBI.
Selanjutnya ada pula Managing Director, Head of Markets & Securities Services HSBC Ali Setiawan yang membahas Global and Indonesia Economic Prospect for 2023 and Beyond, dan Asia FICC Senior Associate Strategist – Bloomberg Jason Lee yang memberikan paparan tentang Asia Dollar Bond Market, Fed Conundrum and Consequences.
Edi mengatakan, Treasury Talk ini diharapkan dapat menjadi ruang untuk meningkatkan sinergi antar BPD. Selain itu juga bisa memberikan solusi yang inovatif dan dapat diterapkan bagi perusahaan untuk menghadapi tantangan yang kompleks di era globalisasi seperti sekarang.
"Diharap kan acara ini dapat memberikan kontribusi positif dalam memajukan pengelolaan keuangan perusahaan dan mendorong pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan,” ungkapnya.
Baca juga: KPID Jawa Timur Nobatkan Bank Jatim BUMD Peduli Penyiaran
Menurut Edi, dalam era globalisasi saat ini, keuangan perusahaan dan perbankan menjadi salah satu aspek kritis yang dapat mempengaruhi kinerja serta kelangsungan bisnis. Pengelolaan keuangan yang efektif dan efisien menjadi keharusan bagi perusahaan agar bisa tetap berkembang di tengah persaingan yang semakin ketat.
Di dalam struktur perbankan dan perusahaan, bagian treasurylah yang memiliki peran sangat vital dalam mengelola aset, utang, dan risiko keuangan. Maka dari itu, diselenggarakanlah acara ini.
Dalam Treasury Talk tersebut, Bank Jatim juga memberikan apresiasi berupa award terhadap Counterparty dari BPD sebagai wujud sinergitas antar bank. Penghargaan yang diberikan, yaitu Most Active Treasury Transaction kepada PT BPD Jawa Barat dan Banten (BJB), serta Most Active GMRA Transaction kepada PT BPD Jawa Tengah (Bank Jateng).
Sementara itu, berdasarkan Blue Print Pasar Uang (BPPU) Bank Indonesia 2025 tentang penyelenggaraan pasar uang, Bank Jatim telah mempersiapkan diri menjadi salah satu Primary Dealer untuk mendukung pelaksanaan transaksi operasi moneter. Caranya, yaitu melakukan peningkatan Transaksi GMRA pada Pasar Uang Antar Bank (PUAB).
Baca juga: Hadiah Tabungan Simpeda Bank Jatim Selesai Diundi, Total Capai Rp 6,65 Miliar
Dalam pengembangan transaksi trade finance, Bank Jatim juga turut memberi dukungan pendampingan dan coaching kepada UMKM yang siap ekspor berupa layanan informasi standard prosedur ekspor, kurasi produk, serta mengadakan business matching, penyusunan strategi sampai dengan rencana ekspor, praktik bisnis dan negosiasi.
Tidak hanya itu, Bank Jatim juga melayani pelaku usaha dalam hal penerbitan atau menerima Letter of Credit pada skala internasional dan Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri untuk skala domestik. Tujuannya, memitigasi risiko dalam hal penagihan atau pembayaran terhadap klien yang terkendala pada perbedaan jarak dan geografis serta perbedaan karakter yang dapat menyebabkan kondisi diantara kedua belah pihak.
Pada intinya, lanjut Edi, dalam pengembangan Transformasi BPD pada bisnis transaksi trade finance, kolaborasi Bank Jatim dengan BPD lainnya sangatlah penting. Sebab, hal tersebut akan mempengaruhi peningkatan ekonomi antar daerah dalam pengembangan transaksi ekspor impor yang otomatis berdampak terhadap pertumbuhan devisa.
”Semoga dengan event Treasury Talk ini bisa menjadi pengantar untuk memperluas sinergitas dan kerjasama Bank Jatim dengan berbagai pihak demi mewujudkan kerjasama bisnis yang baik secara sustainable,” tegasnya.gan
Editor : Redaksi