KOTA kita dulu tidak banyak dikenal orang. Tidak banyak yang ingin datang. Apalagi harus singgah. Kalaupun singgah paling cuma sebentar. Hanya beberapa jam kemudian pergi lagi. Itu wajar karena kota kita memang tidak punya potensi luar biasa. Tidak ada alasan yang kuat mengapa harus singgah berlama-lama di Kota Madiun. Satu-satunya alasan kebanyakan karena ingin kuliner pecel. Setelah makan langsung pergi lagi.
Baca juga: MAKI: Integritas Anti Korupsi Maidi Tidak Perlu Diragukan Lagi
Kondisi kota kita semakin tidak menguntungkan dengan hadirnya Tol Trans Jawa. Perjalanan antar kota besar semakin singkat. Surabaya-Solo dulu harus ditempuh enam-tujuh jam jalur darat. Sekarang bisa ditempuh 3,5 jam saja berkat adanya Tol. Banyak yang memprediksi kota-kota disekitar jalur Tol bakal mati. Termasuk kota kita. Tidak alasan untuk singgah. Kalaupun soal kuliner pecel, di rest area sudah dijajakan banyak kuliner pecel. Pengendara tidak perlu repot-repot keluar Tol. Padahal pecel satu-satunya alasan kuat agar orang mau singgah.
Ini tantangan tetapi juga peluang. Jarak pintu Tol Terdekat hanya sepuluh menit dari kota kita. Ini peluang kalau bisa memanfaatkan dengan baik. Tinggal bagaimana kita mencari alasan mengapa orang harus singgah dulu ke kota kita. Salah satu alasan kuat yang bisa menarik orang adalah tempat wisata. Masalahnya, kita tidak banyak memiliki potensi sumber daya alam. Kota kita tidak memiliki seperti Telaga Sarangan di Magetan ataupun Telaga Ngebel di Ponorogo. Kota kita tidak memiliki gunung, air terjun atau pantai. Yang ada hanya sungai. Parahnya, yang mengalir di tengah kota merupakan sungai untuk buangan limbah rumah tangga. Kotor dan bau. Belum masalah lain seperti panas atau banjir.
Jalan Pahlawan sebagai jalan jantung kota salah satu titik langganan genangan. Memang tidak tinggi. Tetapi genangan seperti itu akan menurunkan minat orang mau datang. Jangankan datang, lewat saja enggan. Biasanya tak ingin motor atau mobilnya kotor. Ini merupakan masalah bertubi-tubi kota kita. Namun, sebesar apapun masalah-masalah yang menghadang, ada potensi yang menjadi peluang. Tetapi memang bukan perkara mudah. Butuh pemikiran yang cerdas. Butuh orang yang inovatif, kreatif, dan futuristik. Orang yang mampu berfikir jauh ke depan.
Alhamdulillah, perlahan permasalahan-permasalahan itu mulai terurai kini. Jalan Pahlawan sudah tidak ada lagi genangan. Sungai yang kotor sudah jadi tempat wisata enam negara. Tanpa paspor tanpa visa. Kota kita yang dulu disingkiri, kini disinggahi. Wisatawan datang silih berganti. Data yang dihimpun OPD terkait, jumlah wisatawan tercatat mengalami peningkatan setiap tahun. Setidaknya, ada 350.554 wisatawan di 2021. Jumlah tersebut meningkat menjadi 543.207 di tahun berikutnya. Sementara di 2023 ini tercatat sebanyak 587.946 wisatawan hingga September lalu. Itu pun hanya wisatawan domestik. Kota kita juga didatangi wisatawan manca negara. Tercatat ada 400 wisatawan luar negeri di 2023 ini.
Jumlah itu bisa jauh lebih tinggi dari kenyataan di lapangan. Sebab, data dihimpun hanya berdasar wawancara dari petugas parkir. Sementara mereka yang datang tidak hanya menggunakan sepeda motor. Ada yang mengendari mobil dan juga bus besar. Satu kendaraan bisa lima hingga puluhan orang. Belum mereka yang menginap di hotel kemudian datang dengan berjalan kaki atau menggunakan jasa transportasi online. Jumlah hunian dari 34 hotel yang ada di kota kita juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Setidaknya, ada sebanyak 173.946 tamu hotel di sepanjang 2021. Itu pun hanya tamu domestik. Sementara di 2022, meningkat tajam di angka 345.136 tamu domestik. Selain itu, ada 3.475 tamu luar negeri. Tren positif juga terlihat di 2023 ini. Setidaknya, ada 244.025 tamu domestik dan 4.862 tamu luar negeri dari Januari hingga September lalu.
Memang yang datang bukan sekedar untuk berwisata. Ada juga yang urusan pekerjaan hingga pertemuan organisasi. Seperti, Minggu (19/11) kemarin, kota kita menjadi lokasi pertemuan Partai Demokrat. Dihadiri bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Ada seribu lebih kader Demokrat yang hadir. Kegiatan berfokus di Aston Hotel. Tetapi juga ada kegiatan di kawasan Pahlawan Street Center (PSC). Dari kegiatan itu, mungkin ada ratusan juta uang yang berputar. Mereka tentu tidak hanya menginap lalu pergi. Mereka pastinya juga butuh makan dan minum. Sudah ada sejumlah rumah makan yang sudah dipesan. Sekali lagi, kota kita dulu disingkiri, sekarang disinggahi.
Baca juga: Ratusan Ojol Gruduk Rumah Bacawali Madiun Maidi, Ada Apa?
Banyaknya wisatawan tersebut juga sejalan dengan laju pertumbuhan ekonomi dan investasi. Kota kita dinilai seksi di mata para investor. Terbukti ada banyak investasi bertumbuhan. Kamis (16/11) lalu, saya menghadiri dua urusan rumah sakit. Pertama, peletakan batu pertama pembangunan Rumah Sakit Hermina. Lokasinya di Jalan Ring Road Barat masuk Kelurahan/Kecamatan Manguharjo. RS Hermina akan menjadi rumah sakit kesepuluh di kota kita. Dibangun di atas lahan seluas 1,5 hektar. Nilai investasinya mencapai Rp 130 hektar. Pembangunan ditarget selesai sebelum HUT Kemerdekaan RI tahun depan. Artinya, Agustus 2024 RS Hermina ditarget sudah siap beroperasi.
Kedua, saya meresmikan Rumah Sakit Darmayu. Lokasinya di Jalan Kapten Tendean masuk Kelurahan Demangan Kecamatan Taman. Hadirnya, rumah sakit ini tentu akan menambah pilihan masyarakat akan layanan kesehatan. Kalau RS Hermina bisa menjadi pilihan masyarakat bagian barat, RS Darmayu bisa jadi pilihan masyarakat sisi selatan. Apapun itu, yang jelas hadirnya rumah sakit akan membantu kita semua. Orang sakit tidak susah untuk menyehatkan dirinya karena fasilitas banyak dan lengkap.
Hadirnya dua rumah sakit tersebut di Kota Madiun tentu bukan tanpa alasan. Masing-masing tim pastinya sudah melakukan kajian terlebih dahulu hingga akhirnya memutuskan mengembangkan sayap bisnisnya di kota kita. Salah satunya, tentu karena kota kita sudah tidak seperti dulu lagi. Salah satunya, karena sudah jadi jujukan wisatawan tadi. Itu tentu menjadi pilihan pertimbangan tersendiri. Kalau banyak yang datang tentu itu sebuah potensi. Entah apapun alasannya, yang penting kota kita jadi pilihan investasi. Tentu ada banyak keuntungan yang kita dapat. Investasi tidak hanya menggeliatkan ekonomi. Tapi juga menyerap tenaga kerja dan lain sebagainya.
Baca juga: Cawali Madiun Maidi Komitmen Majukan UMKM
Inilah buah kerja keras kita bersama. Buah dari semangat mengubah tantangan menjadi peluang. Hasil dari pembangunan yang tepat, cepat, dan bermanfaat. Kalau saja tidak kita hadirkan tempat-tempat menarik dengan ikon-ikon negara, mungkin kota kita tidak seramai saat ini. Mungkin kota kita tidak jadi jujukan wisatawan. Mungkin kota kita akan ditinggalkan. Kalau sudah seperti itu, mana mungkin investor akan datang. Dalam menghadirkan pembangunan, tentu saya tidak sembarangan. Sudah kita pikirkan dampak dan kebermanfaatannya. Pembangunan tidak hanya untuk menjadikan kota kita kian memikat. Tetapi juga mewujudkan kesejahteraan untuk masyarakat.
Penulis adalah Wali Kota Madiun Drs. H. Maidi, SH, MM, M.Pd
Editor : Redaksi