Tak Takut Ancaman AS, Kelompok Houthi Janji Terus Serang Kapal yang Terkait Israel

realita.co
Ratusan Masyarakat Gorontalo Bentangkan Spanduk Bertuliskan Israel The Real Teroris. Foto: cinta

JAKARTA- Kelompok Houthi Yaman memberikan peringatan terkait serangan Israel ke wilayah Gaza. Ini utamanya tentang langkah kelompok itu yang membajak dan menyerang kapal-kapal yang memiliki kaitan dengan Israel di Laut Merah.

Dalam sebuah pengumuman terbaru, Houthi menegaskan tidak akan menghentikan serangan terhadap kapal-kapal yang terkait dengan Israel di Laut Merah. Serangan akan tetap dilakukan meskipun AS mengumumkan pasukan perlindungan maritim baru untuk melawan mereka.

Baca juga: Ribuan Pemukim Ilegal Israel Ambil Alih Masjid lalu Dijadikan Tempat Konser

"Bahkan jika Amerika berhasil memobilisasi seluruh dunia, operasi militer kami tidak akan berhenti... tidak peduli seberapa besar pengorbanan yang harus kami lakukan," Mohammed Al Bukhaiti, seorang pejabat senior Houthi, mengatakan dalam sebuah unggahan di X pada Selasa (19/12/2023).

"Houthi hanya akan menghentikan serangan mereka jika kejahatan Israel di Gaza berhenti dan makanan, obat-obatan dan bahan bakar diizinkan menjangkau penduduk yang terkepung."

Al Bukhaiti sendiri berbicara setelah Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengumumkan koalisi pada hari Senin untuk melindungi perdagangan di Laut Merah setelah serangan tersebut memaksa perusahaan pelayaran untuk menghentikan operasinya.

Kelompok Houthi yang memiliki hubungan dengan Iran telah melancarkan serangan terhadap lebih dari selusin kapal komersial dalam upaya menekan Israel agar mengakhiri pemboman di Jalur Gaza.

"Serangan Houthi yang sembrono ini adalah masalah internasional yang serius dan memerlukan tanggapan internasional yang tegas," kata Austin tentang koalisi 10 negara yang baru.

Baca juga: Haniyeh Dibunuh, Empat Negara Siap Serang Teroris Israel

"Pasukan (koalisi) itu akan beroperasi dengan tujuan memastikan kebebasan navigasi bagi semua negara dan memperkuat keamanan dan kemakmuran regional".

Setelah pengumuman AS, Mayor Jenderal Houthi Yusuf Al Madani mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa "setiap eskalasi di Gaza adalah eskalasi di Laut Merah... Negara atau pihak manapun yang menghalangi kami dan Palestina, kami akan menghadapinya."

Setidaknya 12 perusahaan pelayaran, termasuk perusahaan pelayaran raksasa Italia-Swiss, Mediterranean Shipping Company (MSC), CMA CGM Perancis, dan AP Moller-Maersk dari Denmark, telah menangguhkan transit melalui Laut Merah karena masalah keamanan. Raksasa minyak Inggris BP pada hari Senin menjadi perusahaan terbaru yang mengumumkan akan menghindari perairan tersebut.

Baca juga: Israel Balas Bombardir Yaman, Houthi: Kami Akan Balas Lebih Keras

Sekitar 12% perdagangan global melewati Laut Merah, yang terhubung ke Laut Mediterania melalui Terusan Suez. Serangan Houthi telah secara efektif mengalihkan sebagian besar perdagangan dengan memaksa perusahaan angkutan barang untuk berlayar keliling Afrika, sehingga menimbulkan biaya yang lebih tinggi dan penundaan pengantaran.

Ahmed Helal, direktur Timur Tengah dan Afrika di The Global Counsel, mengatakan kepada Al Jazeera "dampak besar" dari krisis ini adalah pada inflasi. Ia menyebut karena serangan Houthi, harga gas dan minyak melonjak.

"Bank-bank sentral besar telah memangkas suku bunga untuk memerangi inflasi dan menurunkan harga bagi konsumen. Namun gangguan pada arteri perdagangan global ini berdampak pada barang-barang dan energi, baik minyak maupun gas alam," ujarnya.bc

Editor : Redaksi

Politik & Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru