Gibran Pakai Analogi Kebun Binatang Dalam Perpajakan, Jubir Kemenkeu: Ini Sudah Lazim

realita.co
Komentar Prastowo di cuitan Komedian Abdur Arsyad. Foto: Twitter

JAKARTA – Penggunaan analogi berburu di kebun binatang yang disebut Gibran Rakabuming Raka dalam gelaran Debat Cawapres menjadi perbincangan luas di media sosial.

Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 itu menggunakan analogi kebun binatang saat menjawab pertanyaan cawapres nomor urut 3, Mahfud MD soal kenaikan pajak.

Baca juga: Opsen Pajak Siap Dongkrak PAD Kota Surabaya, Ditaksir Rp 1 Triliun Per Tahun

Penggunaan analogi berburu di kebun Binatang oleh Gibran Rakabuming menuai sorotan luas dari banyak kalangan.

Komedian Abdur Arsyad pun ikut menyatakan pendapatnya pada cuitan akun X pribadinya. Dirinya merasa kecewa dengan penggunaan analogi tersebut oleh Gibran.

“Capek-capek bayar pajak baru disamakan dengan binatang,” ujar @abdurarsyad.

Pernyataan dari Abdur kemudian menjadi ramai pula. Terjadi banyak perdebatan perihal penggunaan analogi kebun Binatang.

Lantaran ramai menjadi bahan pembicaraan di media sosial, juru bicara Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Yustinus Prastowo pun menanggapi opini dari Abdur yang viral di media sosial X.

“Kita mesti fair dan objektif juga. Istilah ‘berburu di kebun binatang’ ini sudah sangat lazim digunakan di dunia perpajakan,” ujar @prastow mengutip cuitan @abdurarsyad.

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur di Tahun Pemilu 2024

“Waktu sosialisasi tax amnesty 2016 kami sering menggunakan ilustrasi ini untuk mengatakan sistem saat itu kurang fair karena mengejar yang itu2 saja. Saya dulu bahkan pernah bilang ‘mancing di akuarium’,” lanjutnya.

Prastowo juga menjelaskan tax amnesty dan kaitannya dengan analogi berburu di kebun Binatang.

“Tax amnesty adalah upaya perluasan basis pajak (ekstensifikasi). Istilah Mas Gibran ‘memperluas kebun binatang’. Atau lebih tepatnya ‘mengejar yang masih ada di hutan’ (di luar sistem, kaya tapi tidak mau bayar pajak),” papar @prastow.

Prastowo pun memberi apresiasi kepada Gibran dan Mahfud MD yang membawa isu perpajakan ke dalam debat terbuka yang disaksikan banyak masyarakat.

Baca juga: Nilai IPK Gibran Disebut Hanya Setara IPK 2,3

Terlepas dari debat yang belum masuk ke substansi, saya apresiasi isu pajak masuk ke arena debat. Terima kasih Pak Mahfud dan Mas Gibran. Semoga paslon 1 kelak juga mengelaborasi,” tandasnya.

Penjelasan singkat dari Prastowo rupanya masih belum dipahami seutuhnya oleh sebagian warganet, yang tampaknya tergiring oleh opini dari Abdur.

“Waduh,banyak juga yang cebokin nomor 2,” celetuk @adityustiawan. “Kalau dibaca dg cermat, bahkan saya menjelaskan konteks sekaligus meluruskan bbrp yg keliru,” timpal @prastow.

“Istilahnya jelek itu, Pak. Jangan dipakai lagi. Saran saja,” sahut @samidmid. “Ini kan ilustrasi atau analogi. Justru ingin dihindari juga oleh otoritas pajak kita. Berburu di kebun binatang: tanpa effort sudah pasti dapat buruan,” balas @prastow.ta

Editor : Redaksi

Politik & Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru