PONOROGO (Realita)- Rencana reaktivasi rel kereta api yang dilakukan PT Kereta Api Indonesia ( KAI) Daops VII Madiun disepanjang jalur Slahung-Madiun, tampaknya diamini Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ( DPRD) Ponorogo.
Hal ini terbukti dengan disahkanya Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang dan Wilayah ( RTRW) Kabupaten Ponorogo 2023-2043, yang salah satunya memuat aturan tentang reaktivasi rel kereta api.
Baca juga: Jalan Menuju Desa Sampanahan Hulu Tak Kunjung Diperbaiki, Warga Mengeluh, Dinas PUPR Cuek
Ketua DPRD Ponorogo Sunarto mengatakan, masuknya pembahasan reaktivasi rel KAI dalam Raperda RTRW terbaru, untuk mempersiapkan landasan hukum dan zonasi bila rencana reaktivasi rel berdasarkan kajian Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tersebut dilakukan di tahun 2025 mendatang.
" Kajian ini menjadi persetujuan subtansi dalam mengesahkan peraturan daerah RTRW Kabupaten Ponorogo 2023-2043," ujarnya, Selasa (23/01/2024).
Sunarto menjelaskan dalam kajian Dirjen Perkeretaapian Kemenhub yang dilakukan beberapa tahun lalu itu, ada 4 alternatif untuk reaktivasi rel kereta api Slahung-Madiun. Dimana alternatif pertama yakni eksisting atau mengaktifkan kembali jalur lama Slahung-Madiun, ke dua pembuatan jalur kereta api mulai dari madiun ke terminal seloaji lalu diarahkan ke barat hingga menuju stasiun Balong, ke tiga jalur rel baru dari Terminal Seloaji ke Timur hingga menuju ke Stasiun Balong, dan ke empat jalur rel kereta api akan dihentikan hingga stasiun Balong dan tidak berlanjut hingga ke Slahung.
" Kita akan berusaha agar pilihan reaktivasi tidak jatuh pada alternatif pertama," jelasnya.
Baca juga: Jalan Rusak di Perumahan Alghoni, Warga Keluhkan Bahaya dan Minimnya Tanggapan Pemerintah
Ia mengaku bila alternatif pertama yang digunakan maka akan menimbulkan ke gaduhan di masyarakat. Pasalnya, saat ini sepanjang jalur KAI Babadan-Slahung yang lama, kini telah ditempati ribuan masyarakat Ponorogo. Tak hanya digunakan untuk membuka usaha, di atas tanah milik PT KAI itu juga berdiri permukiman warga.
" Karena jika pilihan reaktivasi jatuh pada alternatif pertama, bukan hanya mengorbankan ratusan ribu material nya saja tetapi ratusan ribu atau setidaknya ribuan warga yang telah bertahun-tahun menggantungkan hidup di bantaran rel itu," akunya.
Kendati demikian, Sunarto menghimbau agar masyarakat yang tinggal di aset PT KAI itu tidak usah resah, pasalnya pihaknya akan berusaha agar pilihan reaktivasi tidak jatuh pada alternatif pertama.
Baca juga: Kualitas Jalan Lapen di Palrejo Jombang Jauh dari Harapan
" Tenang saja dulu tidak perlu khawatir tidak perlu galau, karen kita akan berusaha agar reaktivasi tidak jatuh pada alternatif pertama," himbaunya.
Sekedar informasi, PT KAI Daops VII Madiun pada tahun 2025 akan melakukan reaktivasi jalur kereta api Madiun - Slahung sepanjang 25, 5 kilometer.
Dahulu jalur ini dibuat pada tahun 1904 dan dioperasikan pada tahun 1922 digunakan sepur kluthuk atau kereta uap jurusan Madiun-Slahung, namun akibat perkembangan jaman dan kurang diminati jalur ini ditutup pada 1983. PT KAI mengeklaim reaktivasi jalur ini akan mendongkrak sektor pariwisata di Madiun Raya.znl
Editor : Redaksi