Antisipasi Inflasi Jelang Ramadhan, Wali Kota Madiun Gunakan Uang Pribadi Subsidi Bapok

realita.co
Wali Kota Madiun, Maidi saat memimpin rapat koordinasi menyambut ramadan dan antisipasi kenaikan harga bahan pokok di gedung GCIO Kota Madiun, Rabu (6/3/2024).

MADIUN (Realita) – Menjelang Ramadan, harga sejumlah bahan pokok (bapok) saling susul-menyusul naik harga. Tak pelak, kondisi itu berpotensi mengerek inflasi di Kota Madiun. Tidak ingin tinggal diam, Pemkot Madiun bersama jajaran forum koordinasi pimpinan daerah (forkopimda) serta stakeholder setempat mulai menyusun langkah antisipasi.

‘’Ini masalah nasional. Kalau ada indikasi harga pangan naik, langsung ditekan subsidi,’’ kata Wali Kota Madiun, Maidi usai memimpin rapat koordinasi menyambut Ramadan dan antisipasi kenaikan harga bahan pokok di gedung GCIO Kota Madiun, Rabu (6/3/2024).

Baca juga: Ruang Satu Kota Madiun, Pergi Untuk Kembali

Maidi tak menampik tingkat inflasi di Kota Madiun mengalami tren kenaikan beberapa bulan terakhir. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) setempat, inflasi month-to-month pada Februari di angka 0,59 persen. Angka tersebut mengalami kenaikan 0,43 persen dari periode Januari di angka 0,16 persen. Bahkan, melampaui inflasi Jawa Timur (0,49 persen) dan nasional (0,37 persen).

‘’Bahan pangan penyumbang inflasi apa saja harus segera ditekan. Jangan tidak ada (barang, Red) baru cari solusi,’’ tuturnya.

Maidi mengaku telah mengambil jurus jitu guna mengatasi gejolak harga bahan pangan selama Ramadan. Di antaranya, mensubsidi ongkos kirim (ongkir) distribusi barang. Selain itu, dia juga berencana mesubsidi bahan pangan tertentu dari kantong pribadinya jika kenaikan harga kelewat mahal.

Beras SPHP, misalnya. Beras tersebut sudah disubsidi pemerintah pusat dan tidak bisa disubsidi lagi oleh pemerintah daerah.

Baca juga: Kirab Budaya, Tandai AMJ Wali Kota dan Wakil Wali Kota Madiun

'’Subsidi dobel kan nggak boleh. Ongkir yang mbayari saya. Jadi, harga sesuai harga gudang tanpa ongkir,’’ tegasnya.

Tak hanya itu, Maidi mengaku akan menyusun penjualan bapok kena subsidi dengan skema bundling di sejumlah Warung Tekan (Wartek) Inflasi. Di antaranya beras, gula pasir dan minyak goreng. Khusus rencana ini, sambung dia, hanya menyasar warga kurang mampu.

‘’Satu paket Rp 50 ribu. Berupa beras 3 kilogram, gula pasir 1 kilogram dan minyak goreng 1 liter,’’ jlentrehnya.

Baca juga: Sederet Artis Meriahkan Karnaval SCTV di Madiun

‘’Kalau mau ambil beras 5 kilogram, pilih salah satu di antara gula atau minyak goreng,’’ imbuh Maidi.

Dengan contoh skema itu, Maidi meyakini persoalan inflasi selama bulan puasa akan teratasi. Di samping itu, dia juga mengerahkan tim pengendalian inflasi daerah (TPID) untuk rutin melakukan monitoring dan evaluasi (monev) pergerakan ketersediaan serta harga bahan pangan. Bahkan, dia rela ngantor lagi di pasar tradisional.

‘’Saya sendiri juga akan turun untuk mengecek harga di pasar. Jadi, saya tahu betul barang apa yang mesti ditekan harganya,’’ pungkasnya. adv

Editor : Redaksi

Politik & Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru