PONOROGO (Realita)- Puluhan seniman reog yang tergabung dalam Paguyupan Regol Wengker menggelar aksi unjuk rasa di depan Monumen Reog dan Museum Ponorogo (MRMP) di Kecamatan Sampung, Minggu (26/05/2024).
Aksi unjuk rasa dengan cara memainkan kesenian Reog ini, diklaim merupakan bentuk kecaman atas sebutan berhala yang ditujukan atas MRMP yang tengah dikebut pekerjaanya oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo tersebut.
Baca juga: Antarkan Reog Ponorogo Diakui Dunia, Ribuan Seniman Dukung Rilis 2 Periode
Salah satu pelaku seni Reog dari Paguyuban Reog Wengker Suyadi mengatakan, MRPM bukan sebuah bangunan berhala. Namun ini adalah bentuk apresiasi atas budaya adiluhung Reog Ponorogo.
" Untuk itu pembangunan monumen Reog ini adalah salah satu bentuk penghargaan dan sebagai warisan pada anak cucu kita nanti,"ujarnya.
Baca juga: Progress Capai 72 Persen, Monumen Reog Ponorogo Rampung Desember
Pihaknya pun sepakat mengecam segala bentuk pernyataan yang menyudutkan kesenian Reog Ponorogo. Pasalnya, sebagai rakyat Ponorogo sudah sepantasnya kita bangga dengan Reog Ponorogo dan keberadaan MRMP nantinya. Selain menjadi destinasi wisata, juga menjadi wahana edukasi tentang sejarah Reog. Hal ini pun menjadi penanda Reog berasal dari Ponorogo sehingga tidak ada lagi pihak-pihak yang mengeklaim sepihak kesenian ini.
" Kalau disebut berhala, orang itu harus tau makna berhala itu apa. Jangan samakan monumen Reog sebagai berhala, itu nama penghinaan berat bagi kami. Opo arep mbubrahi wong Ponorogo," tegas Suyadi.
Baca juga: Bukan Mangkrak, Ini Progres Terbaru Monumen Reog Ponorogo
Suyadi pun mengaku, seniman Reog akan berada di posisi paling depan bila ada pihak-pihak yang menyebut Monumen Reog sebagai berhala.
" Kalau ada yang mengatakan monumen Reog adalah pembangunan berhala, silahkan datang kesini. Seniman Reog siap menanti,"pungkasnya. znl
Editor : Redaksi