JAKARTA- Gelagat ketidakharmonisan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoutri, dengan Presiden Joko Widodo, menjadi satu isu yang diperbincangkan banyak pihak.
Isu itu muncul beriringan dengan isu capres dari PDIP yang diduga-duga telah membuat kondisi internal partai ini terbelah dua. Di mana pada satu sisi mendukung putri Megawati Soekarnoputri, Puan Maharani, dan di sisi yang lain mendukung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Baca juga: TPN Tuding Laporan IPW ke KPK yang Menuduh Ganjar Pranowo Terima Gratifikasi, Bermuatan Politis
Apa yang terjadi di internal PDIP ini menarik Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie, menyampaikan analisisnya yang juga terkait dengan politik Pilpres 2024.
Jerry mengatakan, tidak menutup kemungkinan adanya keretakan di tubuh partai banteng moncong putih tersebut. Karena pada dasarnya, ia melihat Jokowi mempunyai dua kecendrungan yang berbeda dari Megawati.
Yang mana, mantan Wali Kota Solo itu sedang mesra-mesranya dengan Partai Golkar. Hal itu katanya, terlihat dari kebijakan yang ditelurkan Jokowi dalam Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Covid-19.
Dalam kebijakan penanganan Covid-19 tersebut, Jerry menuturkan bahwa Jokowi menunjuk Menko Perekonomian Airlanggga Hartarto dan Menko Marinves Luhut Binsar Pandjaitan sebagai Koordinator PPKM Darurat di dalam dan luar Jawa-Bali.
"Nah untuk keretakan bisa saja terjadi dan itu lumrah dalam percaturan politik tanah air," ujar Jerry, Sabtu (7/8).
Baca juga: Megawati Diprediksi Bakal Tarik 7 Menteri PDIP?
Di samping itu, Jokowi juga menurut Jerry masih memiliki kedekatan emosional dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Di mana hal itu terlihat memilih memantau vaksinasi dengan Ganjar, ketimbang menghadiri acara serah terima jabatan Gurubesar Universitas Pertahan (Unhan) kepada Megawati.
"Jokowi sekarang juga sudah punya basis massa. Di luar Trah Soekarno akan menarik ada nama Ganjar Pranowo. Sedangkan Mega sudah memberikan sinyal tak bakal mendukung Ganjar," tuturnya.
Bahkan menurut Jerry, dari aspek probabilitas politik bisa saja Jokowi tak mendukung Puan Maharani sebagai capres di pemilu 2024.
Baca juga: Dituduh Jimly Menggertak, Ganjar: Kami Serius
Karena itu, ia berkesimpulan bahwa ada pecah kongsi di antara elit PDIP kini. Sehingga untuk merampungkan visi 2024 diperlukan telaah dari Megawati atas sikap Jokowi saat ini.
"Dalam hal ini Megawati harus cepat meresponi hal ini dengan mengkaji soal aspek Kecondongan Politik kemana Jokowi pada 2024," ucapnya.
"Soalnya bisa saja Jokowi menjadi King Maker dengan kelompok relawan militannya," pungkas Jerry.jr
Editor : Redaksi