MADIUN (Realita)- Selama pandemi Covid-19 dan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) ternyata tidak berpengaruh terhadap menurunnya volume sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Winongo Kota Madiun.
Terbukti dalam sehari, sampah yang dihasilkan berada di kisaran 100 ton, bahkan lebih. Data per akhir Juli 2021 tercatat lebih 3,2 juta meter kubik, diluar sampah medis. Ini membuat kapasitas di TPA Winongo seluas 6,4 haktare, kondisinya overload.
Baca juga: Tidak Ada Lonjakan Sampah Pasca Libur Lebaran di Kota Cilegon
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Madiun, Agus Siswanta mengatakan, meski ada pembatasan mobilitas dan aktifitas di masa pandemi, tidak mengurangi banyaknya sampah rumah tangga yang dihasilkan. Bahkan sebagian masyarakat justru beralih berbelanja secara online. Hal itu diklaim turut menghasilkan sampah, utamanya plastik dari hasil bungkus produk yang dibeli.
“Sebagian besar sampah rumah tangga. Belanja online itu juga menghasilkan sampah dari bungkusnya itu kan plastik. Akhirnya kan masuk di sampah rumah tangga. Ya sampah plastik yang paling banyak. Kita sudah berupaya meminimalisasi,” katanya, Senin (23/8/2021).
Baca juga: Pemkot Surabaya OTT Ratusan Pelanggar Buang Sampah Sembarangan
Sementara itu, Koordinator TPA Winongo, Budiono mengatakan, yang paling banyak masuk ke TPA adalah sampah plastik serta potongan ranting maupun dahan pohon dari rumah tangga. Selebihnya dari sektor industri maupun perhotelan.
“Rata-rata sampah yang masuk di TPA Winongo ini mayoritas dari rumah tangga, hampir 80 persenan. Untuk sampah yang masuk sampai saat ini masih tinggi. Untuk kondisinya disini sebenarnya sudah overload, bahkan ketinggiannya sudah tidak memungkinkan lagi, sekitar 20-an meter,” ujarnya.
Baca juga: Tim KKN FPP UNDIP Dampingi Peternak Itik Kendal Produksi Frozen Food Olahan
Data dari DLH setempat, volume sampah pada Mei lalu tercatat ada 3,5 juta meter kubik, Juni 2,9 juta meter kubik dan Juli sebanyak 3,2 juta meter kubik sampah.paw
Editor : Redaksi