PONOROGO (Realita)- Kota Ponorogo mendadak geger, ini setelah proses pemakaman jenasah di pemakaman Kelurahan Kepatihan Kecamatan Ponorogo ditaksir mencapai jutaan rupiah. Hal ini pun viral di media sosial.
Hal ini terungkap dalam postingan di grub facebook Ponorogo, yang diposting Anas Karunia Illahi dengan caption " Iki Opo Enek Korelasine?, Ne Iyo Kebacutmen lek meres wong kesripahan (Ini apa ada korelasinya?, kalao betul kebangetan kalau memeras orang yang lagi kesusahan)" tulisnya, dengan menyertakan gambar kwitansi pembayaran uang Rp 5 juta, untuk proses pemakaman yang telah dibayarkan oleh keluarga ibu Sulamah Warga Jalan Rama Jaya Kelurahan Surodikraman, yang dimakamkan di tempat pemakaman Bibis, yang di upload pada, Selasa (13/04) malam.
Baca juga: Buruh Ditemukan Tewas Tertelungkup
Tak hanya mengundang 1.809 komentar dan 1.808 like. Kebijakan ini, menuai cibiran dari warga net. Bahkan sebagian warga menilai kebijakan ini sebagai bentuk pemerasan dan pungli kepada warga yang tengah dilanda kesusahan." Kalau begini apa orang miskin gak boleh meninggal ?," ujar akun Gery Adi Subandi.
Sementara itu, Wakil Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan ( LPMK) Kepatihan Setiawan membenarkan hal ini. Ia berdalih kebijakan pemberlakuan tarif Rp 5 juta itu, hanya untuk pemakaman jenasah warga dari luar Kepatihan, tak hanya itu hal ini pun berdasar pada persetujuan bersama dengan Lurah Kepatihan Mastinah." Benar, hal ini berdasarkan kesepakatan dengan bu lurah dan semua RT pada tanggal 6 April lalu. Dimana mulai April ini pemakaman warga luar Kepatihan diwajibkan membayar uang Rp 5 juta," ujarnya, Rabu (14/04).
Setiawan mengaku tarif itu sudah berkurang Rp 5 juta, dari kesepakatan awal Rp 10 juta. Ia berdalih kebijakan ini untuk meminimalisir warga luar Kepatihan dimakamkan di Pemakaman Bibis yang diklaim menjadi satu-satunya areal pemakaman di wilayah ini. Pasalnya, akibat makin hanyaknya warga luar dimakamkan disana membuat tempat pemkaman ini semakin sempit.
Baca juga: Dikira Meninggal, Pemuda Ini Tiba-Tiba Bangun saat Akan Dimasukkan Kantong Mayat
" Ini juga atas usulan warga, kita tidak berorientasi kepada uang, tapi meminimalisir orang luar dimakamkan disini. Kasihan warga kita yang mau dimakamkan disana kalau tempatnya habis. Hal ini juga terjadi di kelurahan lainnya," akunya.
Lebih jauh, Setiawan menambahkan kebijakan ini hanya berlaku untuk warga luar Kepatihan saja. Sementara untuk warga Kepatihan proses pemakaman di makam Bibis digratiskan.
Baca juga: Kabar Duka, Siswi SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun Meninggal Dunia
" Kalau warga kita gratis. Mungkin kerena ditengah kota dan makamnya bagus, maka sering dijadikan jujugkan pemakaman," klaimnya.
Ditempat terpisah, kendati ikut mengamini tarif pemakaman Rp 5 juta per jenasah untuk warga luar, di pemakaman Bibis. Namun Lurah Kepatihan Mastinah saat dikonfirmasi memilih bungkam. Ia enggan mengomentari viralnya tarif pemakaman selayaknya konglomerat itu." Maaf saya tidak mau berkomentar soal itu," pungkasnya. lin
Editor : Redaksi