JAKARTA (Realita) - Gerakan Womenpreneurs Indonesia Networks diharapkan dapat memperkuat ekosistem bisnis kewirausahaan yang dilakukan para perempuan. Sehingga, mampu meningkatkan partisipasi perempuan dalam struktur ekonomi nasional, sekaligus pencapaian Sustainable Development Goals (SDG’s).
Hal itu dipaparkan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, pada acara launching Womenpreneurs Indonesia Networks, secara daring, Senin (31/1).
Baca juga: Menteri Teten Puji Ganjar Pranowo Setinggi Langit
"Selain itu, perempuan mampu berperan sebagai agent of development dalam pemberdayaan masyarakat menjadi wirausaha yang tangguh," tandas Teten.
MenKopUKM pun mengajak kaum perempuan kalangan generasi muda milenial, khususnya mahasiswa, untuk menjadi wirausaha. Pasalnya, banyaknya jumlah wirausaha menunjukkan tingkat kemajuan suatu negara, makin tinggi jumlah wirausaha suatu negara, makin maju negaranya.
Teten mencatat, ada lebih dari 50% bisnis usaha mikro dan kecil Indonesia dijalankan perempuan. Sebanyak 34% usaha menengah, 56% usaha kecil dan 52% usaha mikro di Indonesia dimiliki perempuan.
Namun demikian, Teten mengakui, terdapat berbagai tantangan yang kerap menghampiri kaum perempuan yang ingin menjadi pengusaha. Antara lain, kurangnya akses finansial (36%), kurangnya kepercayaan diri (30%), kurangnya informasi untuk memulai bisnis (32%), dan tidak adanya lokasi untuk menjalankan bisnis (26%).
Untuk itu, menurut MenKopUKM, diperlukan dukungan yang mampu menjadikan ide bisnis yang dimiliki perempuan menjadi bisnis yang sukses. "Pertama, akses untuk perangkat digital yang tepat dan mendapat dukungan. Kedua, dukungan dan saran terkait pelayanan kepada pelanggan. Ketiga, jaringan dan komunitas. Dan keempat, akses finansial atau pembiayaan," ulas Teten.
Baca juga: Kejagung Periksa Mantan Pejabat Kemenko
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga menyampaikan bahwa perempuan pada nyatanya memiliki kekuatan.
"Melihat dari jumlah penduduk Indonesia saja, jumlah penduduk perempuan 49,48% dari populasi Indonesia. Berarti kalau kita bandingkan dengan laki-laki, kita setara," ucap Bintang.
Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya oleh Menteri Koperasi dan UKM bahwa 50% bisnis usaha mikro dan kecil Indonesia dimiliki dan dikelola oleh perempuan. "Artinya ini adalah kekuatan perempuan," tegas Bintang.
Melihat dari segi ekonomi, data McKinsey Global Institute Analysis (2018) menyimpulkan bahwa Indonesia dapat meningkatkan PDB sebesar USD 135 miliar per tahun di tahun 2025 dengan syarat jika partisipasi ekonomi perempuan ditingkatkan.
Baca juga: UMKM tak Dapat Bansos, cuma Dipermudah Proses KUR
Selain itu, Hermawan Kartajaya (Incoming Chair International Council for Small Business) mengakui juga sebagian besar pelaku UMKM di Indonesia adalah perempuan. "Maka dari itu, kreatifitas sangat diperlukan UMKM. Tanpa kreatif, tidak akan ada inovasi. Inovasi adalah solusi baru untuk customer," tukas Hermawan.
Kemudian, lanjut Hermawan, harus ada enterpreneur yang memutuskan apakah inovasi ini bisa jalan atau tidak dengan segala macam pengambilan risiko dan kolaborasi.
"Dan akhirnya, yang menjalankan sehari-hari agar UMKM itu naik kelas adalah leader. Sehingga, urutannya jelas, yakni creativity, innovation, enterpreneurship, dan leadership," pungkas Hermawan.agus
Editor : Redaksi