JAKARTA (Realita)- Penunjukkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan (LBP), untuk mengurusi minyak goreng (migor) menyiratkan dua hal yang bersifat politis.
Satu hal, Luhut jadi tumbal manajerial Jokowi. Kedua Jokowi adalah presiden paling buruk dari semua presiden di Indonesia, ujar Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie, Kamis (26/5).
Baca Juga: Ekonom Indef: Pertumbuhan Ekonomi Era Jokowi Terendah Dibanding SBY bahkan Era Soeharto
Diungkapkan Jerry, LBP jauh dari kata sukses untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaannya di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, sementara Jokowi memberikan banyak jabatan kepada Luhut.
Sebelumnya 14 jabatan diberikan padanya (Luhut) dan terakhir soal minyak goreng. Saya pikir LBP ini tipikal manusia serakah semua job dia ambil. Padahal ngurus Kementerian Maritim dan Investasi dia enggak becus, jelas Jerry.
Baca Juga: Pensiun, Jokowi Terima Hampir Rp 63 Juta per Bulan
Saya andaikan LBP ini seperti kepala sekolah yang rangkap mulai dari SD, SMP, SMA sampai rektor, dia kepalanya sambungnya.
Karenanya, Jerry melihat, penugasan khusus mengurusi minyak goreng memberikan keuntungan kepada Jokowi di satu sisi.Karena apabila pemerintah gagal mengatasi masalah kelangkaan dan lonjakan harga, maka yang akan disalahkan Luhut.
Baca Juga: Puti Guntur Soekarno Konsisten Bangun Generasi Milenial Berlandaskan Ideologi Bangsa
Sementara konklusi kedua, lanjut Jerry, adalah mengenai kualitas kepemimpinan Jokowi yang tidak jauh lebih baik dari pemimpin-pemimpin sebelumnya di Indonesia.
"Ditambah, saya curiga jangan-jangan sengaja Luhut ditempatkan Jokowi dengan maksud terselubung. Yakni menjaga para pemain minyak goreng," pungkas Jerry.jr
Editor : Redaksi