Sinergi Implementasi Kebijkan Fiskal Pemerintah Pusat dan Daerah

Bangun Ekonomi dan Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat Jawa Timur

SURABAYA (Realita)- Kementerian Keuangan Provinsi Jawa Timur menggelar Konferensi Pers yang  di Aula Majapahit Hybrid mulai pukul 09.00 WIB sampai selesai, Senin (27/6/2022).

Kepala Kanwil DJPb Jatim bersama  Kepala Kanwil Unit Eselon I Kementerian Keuangan di Jawa Timur (DJP, DJ Bea Cukai, DJKN), menyampaikan  perkembangan perekonomian Jawa Timur pasca menurunnya kasus Covid-19  selama bulan Mei 2022.

Baca Juga: Kemenkeu Jawa Timur: Kontribusi Jatim Secara Nasional Sebesar 14,22%

Kakanwil DJPb Jatim, Taukhid mengatakan,  pendapatan negara sampai dengan 31 Mei 2022 mencapai Rp.105,09 T atau 46,84 % dari target sebesar Rp224,34 T.

Capaian Pendapatan Negara tersebut berasal dari realisasi Penerimaan Perpajakan mencapai Rp39,15 T atau 41,88%. Realisasi Penerimaan Kepabeanan dan Cukai mencapai Rp63,44T M atau 50,39% dan realisasi PNBP mencapai Rp 2,49T atau secara nominal tumbuh positif 2,37%.

"Realisasi Belanja Negara mencapai Rp43,88 Triliun atau 37,06% dari alokasi Rp118,43T, Realisasi pendapatan APBD Konsolidasian se Jatim mencapi Rp45,73 T atau 37,41% dari target sebesar Rp122,23 T yang didominasi oleh pendapatan tranfer pemerintah pusat (TKDD),"katanya.

Baca Juga: Sigit Danang Joyo Jabat Kepala Perwakilan Kemenkeu Jatim 2024

Ia menambahkan, PDRB Jatim triwulan -2022 sebesar Rp 649,54Ta (ADHB) atau Rp 427,65 T (ADHK), tumbuh dibandingkan periode sebelumnya. Lalu, tambahnya, tingkat pengangguran terbuka (TPT) Februari 2022 sebesar 4,81%, turun 0,36% dibandingkan dengan Februari 2021.

NP bulan Mei 2022 defisit USD 0,74 Miliar, tingkat inflasi Mei 2022 sebelum 4,24% (y-on-y). Indeks keyakinan konsumen (IKK) mei 2022 sebesar 128,9 lebih tinggi dibandingkan IKK April 2022.

Baca Juga: Investasi di Jatim Sampai Triwulan III-2023 Capai 90%

Menurut Taukhid, neraca perdagangan Jawa Timur selama bulan Mei 2022 mengalami defisit sebesar USD 0,74 miliar. Defisit ini disebabkan karena selisih nilai perdagangan pada sektor Migas sebesar USD 0,51 miliar. Demikian juga di sektor nonmigas mengalami defisit Nilai perdagangan sebesar USD 2,23 miliar. 

"Secara kumulatif selama Januari hingga Mei 2022, neraca perdagangan Jawa Timur  masih mengalami defisit sebesar USD 3,12 miliar,"tutupnya.sd

Editor : Redaksi

Berita Terbaru