SURABAYA (Realita) - Puncak kemeriahan peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI ke 77 terjadi pada Minggu (28/8/2022) tadi. Di Surabaya, masyarakat sangat antusias mengadakan dan mengikuti jalan sehat atau karnaval. Tidak hanya di jalan raya, tapi juga di kampung-kampung.
Di Kampung Simo Gunung Kramat Barat, Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Surabaya, sekitar 300 warga mengekspresikan kemerdekaan dengan berbagai model dan gaya lewat karnaval sekaligus jalan sehat berhadiah. Kegiatan yang diikuti warga seluruh RT se-RW.14 Kelurahan Putat Jaya ini diinisiasi Karang Taruna RT.09 RW setempat.
Baca Juga: Robby Hadiri Pengibaran dan Penurunan Bendera HUT RI ke-78 Dapil 3 Kotabaru
Subiantoro selaku Ketua RT.09 RW.14 Simo Gunung Kramat Barat sekaligus Ketua Panitia mengatakan, jalan sehat semi karnaval dalam rangka memperingati HUT Proklamasi Kemerdekaan RI ke-77 ini bertujuan untuk menyatukan warga antar RT se-RW setempat. "Ini untuk kerukunan warga," tandasnya.
Subiantoro mengatakan, untuk menyelenggarakan jalan sehat dan karnaval ini menghabiskan dana lebih dari Rp4 juta, yang mayoritas untuk hadiah, diantaranya 4 hadiah utama dan 107 hadiah hiburan serta hadiah bagi kostum terbaik. Dia sebutkan pula, sumber dana kegiatan ini diantaranya dari hasil penjualan kupon jalan sehat.
Baca Juga: Iptu Agus Suyanto. S. P. Di Jadi Inspektur Upacara Penurunan Bendera HUT RI ke-78
Warga sendiri mengaku puas atas penyelenggaraan jalan sehat bertema "Dengan Semangat Para Pejuang Kita Isi Kemerdekaan Ini Dengan Jalan Sehat Bersama Warga Simo Gunung Kramat Barat RT.09 RW.14 Kelurahan Putat Jaya" ini.
"Sebagai bagian dari warga saya sangat mengapresiasi ide jalan sehat yang digagas Karang Taruna dan diaminkan oleh Ketua RT.09 RW.14 ini. Acaranya sangat meriah. Warga menyambut gembira setelah dua tahun pandemi Covid-19," ujar Akhmad Thaufik. "Ini saatnya pulih lebih cepat bangkit lebih tangguh," tambahnya.
Baca Juga: Kelompok Ahli BNPP Pesan Perkuat Ekonomi-Nasionalisme di Perbatasan
Dijelaskan, kegembiraan dan antusiasme peserta diekspresikan dengan berbagai macam kostum yang dikenakan, misal ibu-ibu memakai seragam SD bahkan SMA dengan atribut lengkap yaitu topi dan dasi. "Ini merupakan ekspresi kegirangan hati para orang tua yang putra-putrinya telah masuk sekolah seperti sedia kala, walaupun masih ada yang sistim hybrid," kata Thaufik.
Selain itu, lanjut Thaufik, peserta karnaval ada pula yang merias lucu dan membawa alat penggoreng bertuliskan Korban Sambo. Sayang peserta ini tidak menjelaskan kenapa menyebut-nyebut Sambo yang sekarang jadi pesakitan.gan
Editor : Redaksi