PALEMBANG (Realita)- Kapolsek Sukarame Palembang Kompol Dwi Satya Arian memastikan jika isu penculikan anak yang sempat membuat resah masyarakat, hoaks atau berita bohong.
Keresahan masyarakat ini sendiri berawal beredarnya pesan berantai via WhatsApp berupa imbauan dugaan adanya upaya penculikan murid SD terjadi di Kota Palembang.
Baca Juga: Kapolres Kotabaru Menegaskan Informasi yang Beredar Tidak Benar
“Barusan dapat info dari SDN 239 yang di Jalan Swadaya kalau dua hari berturut turut sudah ada dua kali percobaan penculikan siswa kelas 1. Pelaku memakai mobil jadi mohon untuk diimbau ke orang tua dan siswa untuk lebih waspada,” tulis dalam pesan berantai yang telah disebar berulang kali lewat aplikasi WhatsApp.
Menanggapi pesan berantai itu, Awak Media mencoba menelusuri kebenaran dan mengkonfirmasi ke pihak kepolisian.
Hasilnya, aparat penegak hukum langsung membantah adanya percobaan penculikan murid SD di Kota Palembang usai beredar pesan berantai WhatsApp berisi imbauan dan foto diduga pelaku.
Penegasan itu disampaikan langsung oleh Kapolsek Sukarame Palembang Kompol Dwi Satya Arian yang langsung mendatangi SDN 239 Pakjo yang disebut dalam pesan berantai tersebut yang berada di Kelurahan Sriwijaya, Alang Alang Lebar Palembang.
Baca Juga: Desak Tuntaskan Kasus Hoaks Goyang Sarangan, TAPH Gruduk Polres Ponorogo
“Itu tidak benar jadi pesan berantai itu hoaks dan anggota sudah ke TKP,” imbuhnya, Jumat (27/1/2023).
Tak hanya pihak kepolisian, Kepala SDN 239 Pakjo, Suwita, Spd, MSi turut membantah adanya peristiwa penculikan terjadi d ilingkungan sekolahnya.
“Saya selaku kepala SDN 239 Pakjo memastikan pesan berantai yang viral tersebut tidak benar adanya,” tegasnya saat ditemui di sekolah.
Baca Juga: Kasus Hoaks Goyang Sarangan, 3 Terlapor Diperiksa Polres Ponorogo
Menurutnya, atas beredar pesan berantai itu dikhawatirkan menjadi teror, dia berharap untuk tidak terus menyebar luaskan kabar bohong itu.
Meski begitu atas hebohnya pesan berantai tersebut, pihaknya tetap melakukan tindakan pencegahan guna mencegah terjadinya hal hal yang tidak diinginkan.
“Kami membuat grup tiap kelas dengan wali murid, agar anak mereka untuk berangkat dan pulang sekolah tetap dijemput oleh orang tua,” ujarnya.andri
Editor : Redaksi